Author : Sarah Ariyanti
Chapter 1 of 8
Genre : Romance, Comedy
Casts :
- Kim Hari
- Lee Hyukjae
- Kim Taeyeon
- Zhoumi a.k.a Jumyuk
~Happy Reading~
Kim Hari duduk di taman sambil membaca novelnya. Tiba-tiba handphonenya berbunyi sangat keras (Angela).
“Yoboseyo.”
“Hari, ayo cepat pulang!” teriakan Taeyeon terdengar sangat keras.
“Wae? Aku masih ingin disini.” Jawab Hari.
“Hari, ayah sudah pulang.”
“Ayah? Benarkah? Baiklah, aku akan segera pulang.” Kata Hari.
“Cepat ya!”
Telepon terputus, Hari memasukkan handphonenya kedalam tas. Tapi novelnya ia pegang.
Sekarang Hari menunggu taksi datang..
“Aduuhh lama sekali.” Keluh Hari.
Tiba-tiba sebuah taksi lewat. Hari langsung melambaikan tangannya. Saat ia hendak memasuki taksinya, seorang namja datang dan masuk kedalam taksi lebih dulu.
“Hehhh siapa kau? Seenaknya saja masuk kedalam taksi orang.” Bentak Hari pada namja itu.
“Hehh memangnya ini taksi milikmu hah?” tanya namja itu.
Hari mulai kesal..
“Bikin orang kesal saja. Cepat turun! Aku yang lebih dulu.” Kata Hari sambil menarik tangan namja itu supaya mau keluar.
“Apa-apaan ini? kau juga seenaknya saja memegang tangan orang. Aku sedang buru-buru, jadi aku duluan.” kata namja itu.
“Menyebalkan sekali kau.. pokoknya aku yang duluan.” Hari pun masuk kedalam taksinya.
Namja itu menarik tangan Hari keras, sampai-sampai Hari hampir terjatuh.
Kali ini Hari benar-benar kesal, akhirnya ia menghantam namja itu dari belakang dan mencubit pipinya keras sekali.
Supir taksi hanya bisa melihat mereka dengan tatapan bingung sambil menggaruk kepalanya.
Tiba-tiba..
“Sudah-sudah, kalian naik berdua saja kalau begitu.” Kata supir taksi.
Hari dan namja tadi saling bertatapan.
“Baiklah.” Kata Hari.
Namja itu kelihatannya masih tidak bisa menerima.
“Hehh ini juga TERPAKSA ya? Karena aku sedang buru-buru.” Kata Hari sambil mendekatkan wajahnya.
“Baiklah, karena sebenarnya aku juga malas jika harus satu mobil dengan yeoja segalak dirimu.” Kata namja itu.
Mereka pun akhirnya berada dalam satu mobil.
Sampai di sebuah pertigaan..
“STOP..” Hari berteriak kompak dengan namja itu.
Hari langsung menatap namja itu dengan tatapan sinis.
“Waeo?” tanya namja itu.
“Kau.. kau bisanya mengikuti orang ya?” kata Hari.
“Hah kau bilang apa?” kata namja itu sambil menatap Hari dengan tatapan sinis juga.
Hari diam, lalu ia mengeluarkan dompetnya dan membayar supir taksinya. Lalu Hari pun turun, sebelum pergi ia berkata..
“Aku sangat berharap, ini adalah pertemuan pertama dan terakhir kita. Kau orang paling menyebalkan yang pernah aku temui. Wleee..” kata Hari dengan nada sedikit lantang.
Namja itu menggeram kesal.
Di rumah Hari..
“Aku pulang..” teriak Hari ceria.
Tiba-tiba ayahnya yang baru saja kembali dari Amerika, langsung menghampirinya.
“Kim Hari, anak ayah.” Kata ayahnya.
Saat Hari melihat sosok ayahnya, ia langsung memeluknya.
“Ayah, Hari merindukan ayah.” Kata Hari.
“Ayah juga.”
“Bagaimana keadaan ayah? Apa selama di Amerika, ayah makan makanan yang sehat?” tanya Hari sambil melepaskan pelukannya.
“Tentu nak, kau kelihatannya mengkhawatirkan ayah.”
“Ahahaha ne..”
“Ya sudah, sekarang ganti bajumu! Kita makan malam bersama diluar ya?” kata ayah.
“Setuju..” kata Hari bersemangat.
Hari pun menaiki tangga menuju kamarnya yang memang berada di lantai dua. Saat hendak memasuki kamarnya..
“Hari.”
“Wae eunnie?”
“Ehehe, bolehkah aku pinjam bajumu?” tanya Taeyeon.
“Ne.” jawab Hari.
Taeyeon langsung saja memeluk Hari.
“Ahh gomawo Hari, kau memang baik sekali.” Puji Taeyeon.
Hari tersenyum..
“Sudah ya, aku mau mandi dulu. Pilih saja baju yang kau suka!” kata Hari.
“Ne, gomawo.” Kata Taeyeon.
Hari pun pergi mandi.
Jam 8 malam..
Ayah Hari melihat foto di dinding sambil menunggu anak-anaknya. Matanya melihat ke arah ibu Hari.
“Andaikan kau masih hidup, malam ini kita akan makan malam bersama.” Gumam ayah Hari sambil menahan tangisannya.
Lalu ia melihat jam tangannya.
“Hari, Taeyeon.. kalian sudah siap?” teriak ayah.
Baru saja ayahnya memanggil, Hari dan Taeyeon turun.
“Kami sudah siap ayah.” Kata mereka kompak.
Ayahnya tersenyum, “kalian mirip sekali dengan ibu kalian.”
“Ahh ayah bisa saja. Ibu kan cantik sekali, Hari tidak merasa mirip ibu ahahaha.” Kata Hari.
“Taeyeon juga, ayah.” Kata Taeyeon.
“Tapi kalian memang mirip dengan ibu kalian. Ahh sudahlah, ayo kita berangkat!” kata ayah.
“AYO..” teriak Taeyeon dan Hari kompak.
Di sebuah restoran..
“Ayah, steaknya enak sekali.” Kata Taeyeon.
“Aku setuju eunnie, steaknya membuatku ketagihan.” Kata Hari.
Ayahnya hanya tersenyum.
Tiba-tiba..
“Hari, Taeyeon.. kalian sudah besar. Sudah sepantasnya kalian menikah.” Kata ayahnya.
Hari dan Taeyeon sangat terkejut, mereka sama-sama tersedak.
“Gwenchanayo?”
“Gwenchana ayah.” Jawab Hari dan Taeyeon.
“Jadi bagaimana? Apa kalian sudah mempunyai seorang kekasih?” tanya ayah.
“Ayah kalau Hari masih senang bermain, masih ingin bebas. Hari belum punya seorang kekasih sampai sekarang. Lagi pula, Hari masih sekolah.” Jelas Hari.
“Oh ya, ayah lupa kalau kau masih sekolah. Bagaimana denganmu Taeyeon?” tanya ayah lagi.
“Nae? Ije? Hemm aku sudah mempunyai seorang kekasih ayah. Dan ia juga sudah mengajakku bertunangan. Tapi karena ayah belum bertemu dengannya, jadi aku tidak menerima tawarannya saat itu.” Jelas Taeyeon.
“Bagus, kau berarti sudah siap untuk menikah. Ayah takut semakin tua nanti ayah tidak bisa mengurus kalian lagi. Karena ibu juga sudah tiada.”
“Ayah jangan bilang seperti itu!” kata Hari.
Ayahnya hanya tersenyum.
“Oh iya Taeyeon, bawa kekasihmu hari minggu ini ya! Ayah ingin sekali bertemu.” Kata ayah.
“Ne, ayah.”
Hari hanya bisa diam. Taeyeon berhasil membuat ayahnya senang, sedangkan Hari belum. Ia bingung harus melakukan apa? Apakah ia juga harus mencari kekasih?
“Ahhhh..”
Ayah dan Taeyeon langsung meliriknya.
“Hari, kau kenapa?” tanya Taeyeon.
“Ehh aniyo eunnie.” Katanya sambil mengeluarkan senyum terpaksa.
Sekarang Hari diam.
Sepulang makan malam..
“Ayah, aku mau langsung tidur ya?” kata Hari.
“Ne.”
“Daahh eunnie.” Kata Hari sambil melambaikan tangannya ke arah Taeyeon.
Taeyeon membalas lambaian tangannya.
Hari pun menaiki tangga menuju kamarnya.
Di dalam kamar, Hari langsung menjatuhkan badannya ke atas kasur.
“Lelah.. hei mengapa eunnie tidak pernah cerita kalau dia sudah mempunyai kekasih ya?” gumam Hari.
Hari terdiam memirkirkannya, tapi percuma saja.. karena tidak terpikir sama sekali olehnya.
“Lebih baik aku tidur.” Katanya.
Hari pun tidur.
Pagi pun tiba, jam alarm Hari berbunyi.
“Ahh berisik sekali.” Keluh Hari sambil mematikan jam alarmnya.
Tiba-tiba.. TOK.. TOK.. TOK..
“Hari, kau sudah bangun?” teriak Taeyeon dari luar kamar.
“Sudah.” Teriak Hari.
“Apa aku boleh masuk?” tanya Taeyeon.
“Ne.”
“Bukakan pintunya!” kata Taeyeon.
Saat Hari hendak membukakan pintu kamarnya yang dikunci, kaki Hari terlilit oleh selimutnya dan ia pun terjatuh.. #GUBRRAAKK
“Hari, gwenchanayo?” teriak Taeyeon khawatir.
“Gwenchana eunnie.” Teriak Hari.
Setelah itu Hari pun membukakan pintunya untuk Taeyeon.
“Hari, cepat mandi! Aku akan mengantarkanmu ke sekolah.” Kata Taeyeon.
“Tumben sekali eunnie mau mengantarku ke sekolah. Biasanya kan eunnie malas sekali jika aku meminta untuk diantar ke sekolah.” Kata Hari.
“Kan ada ayah, jika aku melakukan hal seperti itu padamu. Bisa-bisa aku dimarahi oleh ayah. Kau kan anak kesayangannya.” Kata Taeyeon.
“Hemm mengambil kesempatan agar tidak dimarahi ayah.” Kata Hari menyindir.
“Ahh kau begitu, ya sudah jika tidak mau kuantar.” Kata Taeyeon.
“Ne eunnie, mianhae. Ya sudah aku mandi dulu ya?” kata Hari.
“Ne.” jawab Taeyeon.
Hari pun mandi.
“Aku tunggu kau di bawah ya!”
“Ne.”
Di ruang makan..
“Pagi ayah.” Kata Hari dan langsung memeluk ayahnya.
“Pagi.”
“Hari, ayo cepat habiskan sarapanmu. Nanti kau terlambat datang ke sekolah.” Kata Taeyeon.
“Ne eunnie.”
Hari pun cepat-cepat menghabiskan sarapannya.
Setelah sarapannya habis..
“Ayah, Hari berangkat dulu ya?” kata Hari.
“Ne, hati-hati!” kata ayah.
Hari mengangguk sambil tersenyum.
Taeyeon yang sudah berada di mobil menekan klakson sekeras mungkin.
“Ne eunnie, tunggu sebentar! Hahh dasar Taeyeon eunnie bisanya membuat keributan, padahal ini kan masih pagi.” Gumam Hari sambil berjalan menuju ke mobil.
Setelah Hari masuk kedalam mobil, Hari melambaikan tangannya ke arah ayah. Ayahnya membalas lambaian tangannya.
Di sekolah..
“Dongsub.” Teriak Hari.
“Hari, tumben tidak datang terlambat.” Kata Dongsub.
“Kebetulan eunnie mau mengantarku ke sekolah. Jadi lebih cepat, tak usah menunggu taksi datang.” Jelas Hari.
“Ohh.. Hari, hari ini ada anak baru. Tadi aku melihatnya di ruang kepala sekolah.” Jelas Dongsub.
“Siapa dia? Pindahan dari mana?” tanya Hari.
Dongsub mengangkat bahunya.
Tiba-tiba bel masuk berbunyi..
“Hahh aku belum mengerjakan tugas biologi.” Kata Hari.
“Wae? Kau kan tahu bagaimana galaknya guru biologi kita. Bisa-bisa kau dibunuh jika tidak mengerjakan tugas.” Kata Dongsub.
“Ahh kau terlalu berlebihan ahahaha. Ya sudahlah, mungkin hari ini memang takdirku harus dimarahi.” Kata Hari penuh canda.
“Ahaha kau ini bisa saja.”
Saat Dongsub dan Hari sedang asik berbicara, seorang guru masuk dengan membawa seorang murid baru yang kepalanya terus ditundukkan.
“Hari itu.. guru biologi.. dan yang disampingnya adalah si anak baru yang tadi kulihat di ruang kepala sekolah.” Kata Dongsub sambil menarik-narik baju Hari.
Hari hanya bisa diam, kali ini ia takut. Ya.. karena ia lupa mengerjakan tugas biologi.
“Anak-anak, kita kedatangan murid baru hari ini. Silahkan, perkenalkan dirimu!” kata guru bilogi pada si murid baru.
Murid baru itu mengangkat kepalanya.. dan..
“DIA?” teriak Hari saat melihat wajah si murid baru.
Si murid baru itu juga ingin berteriak, tapi ia tidak mau membuat keributan begitu saja dalam kelas hanya karena melihat Hari.
“HARI, JANGAN BERISIK!” kata guru biologi.
Hari hanya mengangguk dan langsung menundukkan kepalanya.
“Ayo, perkenalkan dirimu!”
“Baik.. chonun Lee Hyukjae imnida. Aku baru saja pindah dari Amerika dua hari yang lalu. Ayahku ada dinas disini. Aku berharap bisa mendapat banyak teman baru disini, mohon bantuannya!” kata Hyuk sambil membungkukkan badan.
Yang lain hanya tersenyum padanya.
“Ohh jadi namanya Hyukjae.” Gumam Hari.
Dongsub menyenggol Hari dengan sikunya.
“Hehh kau kenapa sih?”
“Ahh aniyo..” kata Hari sambil menggelengkan kepalanya.
“Ahh aku tidak percaya, pokoknya kau harus ceritakan padaku saat makan siang nanti!” kata Dongsub.
“Huft..” Hari memonyongkan mulutnya.
“Hyuk, kau bisa duduk di.. di sebelah Hari.” Kata guru biologi.
Hari yang mendengarnya langsung syok.
“Hahh waeo? Ehm..”
“Ne, disebelahmu. Kosong kan?” tanya guru biologi.
“Ne.” jawab Hari sambil menggaruk kepalanya.
Hyuk pun duduk disebelah Hari.
Pelajaran pun dimulai..
“Keluarkan buku PR kalian!” kata guru biologi.
Hari langsung melirik Dongsub dengan tatapan bingung.
Dongsub hanya bisa mengangkat bahu, karena ia tidak tahu harus melakukan apa. Terpaksa, Hari mengeluarkan buku PR biologinya yang masih kosong.
“Kumpulkan tugas kalian!” kata guru biologi.
Kali ini Hari juga terpaksa mengumpulkan tugasnya yang masih kosong. Setelah mengumpulkan tugasnya, ia kembali duduk dengan lemas.
Tiba-tiba..
“Hehh kau kenapa?”
Hari mencari asal suara itu.
“Hehh disini..”
“Hohh siapa?” tanya Hari lemas.
“NAE.. HYUKJAE..” teriak Hyuk kesal.
Hari langsung melirik ke arahnya, “ohh kau. Ada apa?”
“Hahh.. kau kenapa?” tanya Hyuk.
Hari menggelengkan kepala, “bukan urusanmu.”
Hyuk langsung memangapkan mulutnya.
“Ohh kau mau mengajakku bertengkar lagi ya? Aku kan bertanya baik-baik.” Kata Hyuk.
“Aduuhh hehh anak baru, siapa suruh kau bertanya padaku?” kata Hari emosi.
“Kau memang yeoja menyebalkan ya?” kata Hyuk.
Mereka terus berdebat tanpa menyadari seisi kelas memperhatikan, termasuk guru biologi.
Tiba-tiba..
“BERISIK.. KALIAN BERDUA, IKUT AKU KE RUANG KEPALA SEKOLAH!” teriak guru biologi kesal.
Hyuk dan Hari langsung sama-sama diam. Dan mengikuti apa yang dikatakan guru biologi.
Dongsub hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Di ruang kepala sekolah..
“Jadi rupanya kalian membuat keributan ya?” tanya kepala sekolah.
Hari dan Hyuk hanya bisa menganggukan kepala dengan memasang wajah pasrah.
“Kau juga anak baru, rupanya kau sudah barani membuat keributan di hari pertamamu ya?” tanya kepala sekolah lagi.
“Karena Hari memulainya.” Kata Hyuk.
Hari langsung saja menginjak kaki Hyuk dengan keras.
“Awww..” Hyuk merintih dengan suara kecil.
“Hyuklah yang pertama.” Bantah Hari.
Hyuk mebalas injakan kaki Hari. Kali ini Hari yang merintih kesakitan.
“Hari yang pertama memulai.” Kata Hyuk.
“Kaulah yang duluan.” Kata Hari.
Kepala sekolah bingung..
“CUKUP.. kalian memang anak-anak yang menyebalkan ya? Berdiri di lapangan sampai makan siang!” kata kepala sekolah.
“WAEO?” Hari dan Hyuk berteriak serempak.
“Heem.”
Akhirnya mereka berdua menjalani hukuman kepala sekolah bersama.
“Gara-gara kau.” Kata Hari.
“Hehh aku sudah mulai diam, kau ini memang menyebalkan sekali ya? Hahh Tuhan mengapa kau pertemukan diriku dengan yeoja segalak dan seaneh dia?” kata Hyuk mengeluh.
Hari langsung menginjak kakinya lagi.
“Harusnya akulah yang berbicara seperti itu. Mengapa aku harus dipertemukan dengan namja seperti dirimu. Huhh..” kata Hari.
“Hehh bisa tidak kau tidak menginjak kakiku terus?” kata Hyuk.
Hari hanya bisa diam.
“Heuhhh..” keluh Hari.
Bel makan siang berbunyi..
“Huft.. akhirnya..” kata Hari.
Hari dan Hyuk pun sama-sama memasuki kelas. Dongsub menunggu Hari didepan kelas.
“Hari, bagimana hukumanmu bersama si anak baru?” goda Dongsub.
“Ahh kau ini sama menyebalkannya dengan si anak baru itu, Sudahlah kita makan siang yuk!” ajak Hari.
Dongsub mengangguk.
Hyuk masih saja diam didalam kelas. tiba-tiba handphonenya berbunyi.. (Perfection)
“Yoboseyo.”
“Hyuk~ah bagaimana hari pertamamu di sekolah?” tanya sepupunya Jumyuk.
“Hahh sangat menyebalkan.” Keluh Hyuk.
“Menyebalkan? Bagaimana bisa?” tanya Jumyuk.
“Nanti kuceritakan di rumah.” Kata Hyuk.
“Ne.” kata Jumyuk.
Telepon pun terputus.
Di ruang makan siang..
“Ahh Dongsub, mengapa takdirku harus seperti ini? Hyukjae adalah namja yang sangat menyebalkan. Huft..” keluh Hari.
“Sudahlah, jangan marah-marah terus!” kata Dongsub.
“Aku terlanjur emosi dan kesal.” Kata Hari.
“Supaya tenang, minumlah susunya!” kata Dongsub.
“Ne.” Hari pun meminum susu cokelatnya.
Tiba-tiba Hyuk datang ke ruang makan siang dan duduk di kursi sebelah Hari yang jaraknya agak berjauhan.
Dongsub yang melihatnya langsung memberitahu Hari. Hari yang mendengarnya langsung syok dan menyemburkan susu dalam mulutnya ke wajah Dongsub.
Hyuk yang tidak sengaja melihatnya, langsung tertawa terbahak-bahak.
“HARI~SHI.. AHH MENJIJIKAN SEKALI. MUKA DAN BAJUKU JADI BASAH.” Teriak Dongsub.
“Minahae Dongsub. Huwaaa aku tidak sengaja.” Kata Hari sambil mengelap susu yang ada di muka Dongsub dengan tisu.
“Wahaaa lucu sekali kalian ini.” kata Hyuk sambil masih saja tertawa.
Hari dan Dongsub langsung menatapnya dengan tatapan sinis.
“Waeo?” tanya Hyuk bingung.
“HUHH..” kata Hari dan Dongsub serempak dan langsung pergi.
Hyuk langsung memasang wajah bingung, dan ia tertawa lagi.
“Ahahaha dasar yeoja-yeoja yang aneh.” Kata Hyuk sambil tertawa.
Bel pulang berbunyi, semua anak berhamburan keluar terkecuali Hari, Dongsub, dan Hyuk.
“Mianhae Dongsub, bajumu jadi kotor gara-gara susu cokelatku.” Kata Hari.
“Ne, gwenchana.” Kata Dongsub sambil tersenyum.
Hari masih saja memurungkan wajahnya, ia merasa sangat bersalah. Baju Dongsub jadi kotor sekali gara-gara semburan susu cokelatnya.
“Hari, aku pulang duluan ya? Supirku sudah datang.” Kata Dongsub.
“Ne, hati-hati ya!” kata Hari.
Dongsub mengangguk, lalu ia melambaikan tangannya pada Hari.
Sekarang di dalam kelas hanya tinggal Hari dan Hyuk.
Tiba-tiba Hyuk duduk di sebelah Hari.
“Hehh mau apa kau?” tanya Hari sisnis.
“Ini milikmu?” tanya Hyuk sambil menjulurkan tangannya yang memegang sebuah buku.
“Itu kan novelku? Bagaimana bisa ada padamu?” tanya Hari.
“Kau meninggalkannya di taksi waktu itu.” Jelas Hyuk.
“Hahh aku baru menyadarinya, gomawo.” Kata Hari.
Hyuk menganggukan kepalanya dan pergi.
“Hei, kau mau pulang?” tanya Hari.
“Bukan urusanmu.” Jawab Hyuk.
“Huhh aku kan bertanya baik-baik. Kupikir setelah kau mengembalikan novelku, kau akan berubah menjadi baik. Ternyata tidak.” Kata Hari.
Hyuk tersenyum.
“Ihh menyebalkan sekali.” Geram Hari.
Hari pun pergi melewati Hyuk sambil menundukkan kepalanya karena kesal.
Tapi Hyuk memegang tangannya.
Hari sangat terkejut sekali dan langsung menatap Hyuk.
“Ne, aku mau pulang. Wae? Kau mau pulang bersamaku?” tanya Hyuk.
“Ahh lepaskan! Aku tidak mau pulang bersama orang menyebalkan seperti dirimu.” Kata Hari.
“Ya sudah. Padahal jika kau mau pulang bersamaku, akan ku teraktir ice cream.” Kata Hyuk.
Hari terdiam, dalam hatinya : “baik sekali dia, Hari jangan termakan ucapannya! Kalau nanti ia memasukkan racun kedalam ice creamnya, bagaimana?”
“Tidak, aku tidak mau ikut.” Kata Hari.
Hyuk menarik tangannya, “sudah tak usah sungkan!”
“Hehh lepaskan tanganku!” teriak Hari.
Hyuk pun memasukkan Hari kedalam mobilnya. Dan mereka berdua pun berangkat ke kedai ice cream.
To be continued..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar