Author : Sarah Ariyanti
Chapter 3 of 5
Genre : Romance, Comedy
Casts :
- Shin AhRin
- Lee JeRim
- Cho KyuHyun
- Kim JongWoon a.k.a Yesung
~Happy Reading~
Setelah selesai mandi, aku keluar dengan anduk yang masih menempel di kepalaku.
“Eomma aku.. halmonie?” aku dikejutkan dengan kedatangan halmonie yang tidak kuketahui.
“Shi AhRin.” Sapa halmonie.
“Peluk halmonie AhRin!” kata eomma.
Aku langsung mendekat dan memeluk halmonie erat.
“Aku rindu, ahaha sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan halmonie.” Kataku.
“Ne, bagaimana kabarmu?” tanya halmonie.
Aku langsung melepaskan pelukan hangat itu. “Aku selalu baik, bagaimana dengan halmonie?”
“Begitu juga denganku ahaha.” Jawab halmonie.
Eomma hanya bisa tersenyum melihat keakrabanku dengan halmonie. Tiba-tiba, KRUUKK.. perutku berbunyi.
“Ehehe..”
“Kau lapar?” tanya eomma.
“Ne.” jawabku sambil menyengir.
“Ahh, kebetulan kalian belum makan. Kita makan bersama ya! Aku ingin kalian makan di restoranku!” kata halmonie.
“Halmonie tak usah repot-repot! Lagi pula..”
“Sudah, kau turuti apa kataku! Sekarang kalian ganti baju dan langsung masuk kedalam mobilku! Aku tunggu!” halmonie pun pergi.
Aku dan eomma hanya bisa saling bertatapan. Eomma mengangguk dan aku langsung mengangkat bahu, kami pun masuk kedalam kamar masing-masing dan berganti pakaian.
“KAMI SIAP.” Kataku dan eomma kompak.
Halmonie membuka jendela mobilnya. “Masuklah! Tak usah sungkan-sungkan! Apa yang menjadi milikku, itu adalah milik kalian juga.”
Aku dan eomma hanya tersenyum, dan kami pun masuk kedalam mobilnya. Setelah semua siap, kami pergi menuju resetoran milik halmonie.
Tidak butuh waktu lama, beberapa menit kemudian.. aku, eomma, dan halmonie sudah sampai.
“Duduklah!” kata halmonie.
Aku dan eomma pun duduk, rasanya tidak biasa masuk kedalam restoran mewah seperti ini.
Halmonie menepuk tangannya dan beberapa pelayan langsung datang dengan sangat cepatnya, cukup dengan mengangguk para pelayan itu sudah mengerti apa yang halmonie maksud.
Beberapa menit kemudian, pelayan-pelayan itu datang lagi tapi sekarang dengan membawa dorongan yang di atasnya terdapat mangkuk-mangkuk yang berisi sup ayam gingseng.
“Ini untuk kami? Sebanyak ini?” tanya eomma kebingungan melihat mangkuk-mangkuk yang banyak ada di hadapannya.
“Ne, makanlah! Supaya kalian kenyang dan sehat. Ahaha..” jawab halmonie sambil tertawa.
“Ahaha aku tidak bisa menolak halmonie, gomawoyo..” kataku yang langsung saja menyambar salah satu mangkuk sup.
“Ne, cheonmaneyo.” Jawab halmonie sambil tersenyum.
Kami bertiga pun memakan lahap sup ayamnya, sampai akhirnya mangkuk-mangkuk itu kosong.
Eomma mengangkat tangan dan melihat jamnya. “Ini sudah malam, mungkin sebaiknya kami pulang.”
“Kau mau kemana? Jangan pulang dulu! Aku masih sangat merindukan kalian. Biar nanti supirku mencarikan taksi untuk kalian.” Kata halmonie.
Aku dan eomma saling bertatapan dan mengangguk setuju. Kami pun kembali berbincang-bincang dengan halmonie. Tiba-tiba..
“AhRin-ah, tinggallah bersamaku!” pinta halmonie.
Aku tersenyum. “Aku tahu semuanya dari eomma, halmonie. Mengapa kau ingin aku tinggal bersamamu?”
“Ne, agar kehidupanmu bisa terjamin. Dan untukmu..” halmonie menunjuk ke arah eomma. “Bekerjalah di restoranku ini!”
Eomma langsung menatap halmonie dengan mata berkaca-kaca.
“Jeongmal?”
Halmonie hanya mengangguk sambil tersenyum. Aku dan eomma juga ikut tersenyum senang.
Jam 9 malam di luar restoran..
“Jadi, kapan aku pindah ke rumah halmonie?” tanyaku.
“Secepatnya, besok pelayan rumahku akan ke rumahmu untuk membawakan barang-barangmu.” Jelas halmonie.
“Ahaha nan jeongmal gomawo halmonie.” Kataku yang langsung memeluk halmonie.
“Ne, sudah ya! Taksi kalian sudah datang, kalian butuh istirahat. Pulanglah!” kata halmonie.
Aku pun mengangguk dan masuk kedalam taksi bersama eomma.
Tidak terasa pagi pun datang.
“HARI MINGGUUU..” teriakku yang langsung melempar selimut ke sembarang tempat. Aku bangun dan langsung menuju ke kamar mandi.
“Shin AhRin kau sudah bangun?” tanya eomma yang dikejutkan dengan kamarku yang berantakan.
Setelah selesai mandi aku keluar dengan masih memakai kimono mandiku.
“Shi AhRin!!! Sepat pakai bajumu, dan bereskan kamarmu yang berantakan ini!!!” kata eomma dengan nada marah.
“Ho? Ne eomma, mianhae..” aku langsung mengambil bajuku dari lemari.
“Eomma tunggu di meja makan!!!” kata eomma lagi.
Aku hanya mengangguk.
Setelah semuanya beres, aku langsung keluar dan menuju ke meja makan. Tapi tiba-tiba handphoneku berbunyi.
“Yoboseyo.”
“AhRin, jangan terkejut ya jika pelayan rumahku datang tiba-tiba dan membawa barang-barangmu.” Ternyata halmonie yang menelepon.
“Ahaha baiklah halmonie.” Jawabku.
“Ya sudah, aku mau sarapan. Sampai jumpa nanti di rumah.” Kata halmonie.
“Neee..” telepon pun terputus.
Aku memasukkan handphoneku kedalam saku celana dan melanjutkan perjalananku menuju meja makan untuk melahap habis sarapan buatan eomma.
Di lain tempat, Wooyoung dan JeRim tidak sarapan melainkan pergi jogging bersama.
“Hahh oppa, aku lelah. Berhentilah dulu!” pinta JeRim sambil ngos-ngosan.
“Ne, ayo duduk!!” ajak Wooyoung sambil memegang tangan JeRim. Mereka pun duduk di sebuah bangku taman.
Wooyoung melirik JeRim. “Kau mau minum?”
JeRim tersenyum sambil mengangguk. Wooyoung pun memberinya botol minum.
“Gomawo oppa.” Kata JeRim.
Wooyoung hanya tersenyum, kelakuannya pagi ini tidak seperti biasanya.
“Oppa marah?” tanya JeRim takut.
“Hah? Aniii chagiya.” Jawab Wooyoung sambil tersenyum lalu memalingkan wajahnya lagi.
“Aku tidak yakin.” Kata JeRim lalu memanyunkan bibirnya.
Wooyoung meliriknya dan langsung memegang pipinya, dia pun tersenyum pada JeRim.
“Jangan cemberut! Jelek tahu.” Kata Wooyoung yang langsung mencolek hidung JeRim.
“Ahh, aku ingin pulang. Aku lapar.” JeRim bangkit dari duduknya dan langsung membelakangi Wooyoung.
Wooyoung pun bangkit dari duduknya dan langsung memegang tangan JeRim.
“Kau yang marah chagi, bukan aku.” Katanya.
JeRim hanya bisa diam.
“Benar kan?” tanya Wooyoung lagi.
“Ahh mianhae.” JeRim langsung memeluk Wooyoung.
“Aku butuh bicara banyak denganmu chagi, temui aku nanti malam disini ya!” kata Wooyoung sambil mengelus rambut JeRim.
“Kau mau bicara apa? Apa.. #KRUUKK..” JeRim tidak melanjutkan kalimatnya, karena perutnya yang berbunyi.
Wooyoung melepaskan pelukannya. “Ahaha kau benar-benar lapar ya? Ya sudah, kita pulang sekarang.”
JeRim tersenyum malu, dia hanya bisa mengangguk.
Jam 8, pintu rumah diketuk.
“Hahh membuat orang terkejut saja.” Keluh eomma.
“Biar aku yang buka.” Kataku yang langsung berjalan menuju pintu.
Saat aku membukanya, 8 orang sudah berdiri tegap dan salah satunya meminta izin untuk masuk kedalam rumah. Aku tahu itu adalah pelayan rumah suruhan halmonie, jadi aku hanya mengangguk sambil tersenyum. Eomma yang melihat 8 orang berlari masuk kedalam rumah, langsung shock.
“AhRin.. mereka..”
“Ahaha mereka pelayan rumah halmonie eomma. Tenang saja!” aku menjelaskannya pada eomma lalu mengedipkan mata.
Eomma bisa sedikit tenang.
8 orang itu membawa semua barang yang ada dalam kamarku, karena mereka tahu kalau aku tidak bisa jauh-jauh dari barang-barang yang ada di dalam kamarku.
Setelah semuanya selesai..
“Anda bisa ikut dengan kami sekarang nona.” Kata salah satu pelayan halmonie padaku.
Aku langsung melirik eomma, eomma hanya mengangguk sambil tersenyum. Sebelum pergi, aku tidak lupa berpamitan dan memeluk eomma.
“Kau jangan nakal ya!!!” eomma mengingatkanku.
“Ne, aku akan merindukan eomma.” Kataku sambil mengelap ujung mataku yang basah.
“Jaga kesehatanmu dan kesehatan halmonie juga!!!” kata eomma lagi.
“Ne eomma, aku pergi ya?” kataku.
Eomma mengangguk, dan aku pun pergi.
Beberapa jam kemudian mobil berhenti di depan sebuah rumah yang amat sangat besar.
“Nona.. nona..” salah satu pelayan halmonie berusaha membangunkanku, tapi sayang.. tidak ada hasilnya.
Halmonie tahu aku sudah datang, dan langsung menuju ke luar rumah.
“Dimana cucuku?” tanya halmonie pada salah satu pelayannya.
“Dia tertidur di dalam.” jawab si pelayan.
“Ya sudah, kalian bawa saja barang-barangnya ke kamar kososng yang sudah kusediakan di lantai 2!!! Biar KyuHyun yang menggendongnya.” Kata halmonie. Hah? KyuHyun? Bagaimana bisa dia ada disini? Halmonie memanggil cucu angkatnya itu, tidak 5 menit KyuHyun sudah datang menghampirinya.
“Ada apa halmonie?” tanyanya dengan sangat sopan.
“Gendonglah yeoja yang ada di dalam mobilku itu!!” kata halmonie.
KyuHyun mengangguk sambil tersenyum, dia pun langsung menghampiriku yang masih teridur lelap.
“Annyeong, chonun Cho KyuHyun imnida.” Sapanya.
Aku masih saja tertidur, wajahku tertutupi syal berwarna biru muda sehingga KyuHyun tidak bisa melihat wajahku dengan jelas.
“Mianhae, tapi aku harus menggendongmu.” Katanya meminta izin.
Aku masih tidak menjawab, karena aku memang masih tertidur pulas.
Lama-lama KyuHyun juga merasa dirinya seperti orang bego. Berbicara denganku, seorang yeoja yang sedang tertidur pulas. Akhirnya dia pun menggendongku..
“Argh.. berat sekali.” Keluhnya.
KyuHyun menggendongku di punggungnya, sehingga dia masih belum sadar kalau aku yeoja yang dia antar pulang waktu itu.
KyuHyun pun membawaku sampai ke kamar baru. Dia langsung menidurkanku di kasur yang, rasanya beda sekali dengan kasur rumahku yang sangat tidak nyaman ahaha.
KyuHyun menatap wajahku dan dia baru sadar kalau aku..
“Shin AhRin?”
Aku yang mendengar suaranya yang sedikit keras langsung terbangun.
“AHHHHH.. kau.. kau..”
“Ssshhssttt!!!” KyuHyun menempelkan telunjuk kiri di bibirnya. “Kau jangan berisik!! Jangan buat halmonie berpikiran macam-macam padaku!”
“Ehmm.. ne.. mianhae..” kataku yang langsung menutup mulut.
“Hehh, mengapa kau bisa ada disini?” tanya KyuHyun sambil menatapku heran.
“Bisa saja, kapan pun aku mau aku bisa tinggal disini. aku kan cucu halmonie. Kau sendiri, mengapa bisa kau ada disini?” tanyaku dengan tatapan sedikit sinis.
“Aku juga cucu halmonie, hanya saja.. aku hanya cucu angkatnya.” KyuHyun berbicara jujur padaku.
“Ha? Aku tidak bisa percaya, kau..”
“Ahh sudahlah, jangna banyak bicara! Suaramu membuat kupingku panas, aku keluar ya? Istirahatlah!” KyuHyun pun keluar dari dalam kamarku.
Aku melihat ke arah pintu, pintunya KyuHyun tutup. Sekarang lebih baik aku melakukan apa? Aku bangkit dari dudukku dan melihat-lihat kamar baruku yang.. wow ini kamar yang sangat besar sekali. Setelah puas melihat-lihat kamarku, aku kembali berbaring.
Handphone JeRim berbunyi, JeRim langsung berlari keluar dari kamar dan mencari-cari handphonenya.
“Yoboseyo.” Hyuk menerima teleponnya.
“Oppa!!!” teriak JeRim dengan nada yang kecil.
“Oh ne.” Hyuk memberikan handphonenya pada JeRim. “Dari Wooyoung.”
JeRim mengambil hanphonenya. “Yobo..”
“Aku ingin bertemu denganmu, di taman kota ya!” kata Wooyoung dan langsung mematikan handphonenya.
“Wooyoung oppa!!! Oppa!!!” JeRim sedikit berteriak dan wajahnya berubah murung.
“Wae?” tanya Hyuk penasaran.
JeRim langsung mengambil tasnya dan langsung berpamitan pergi pada Hyuk begitu saja.
“JeRim-ah.. tapi kau belum makan malam.” Teriak Hyuk mengingatkan.
“Makan malamnya nanti saja oppa, aku pergi ya? Daahh..” JeRim pun pergi menuju taman kota dengan menggunakan taksi.
Di taman kota, Wooyoung sudah berdiri memperhatikan JeRim yang berlari dari kejauhan untuk menemuinya.
“Kau lelah? Aku tidak menyuruhmu untuk berlari.” Kata Wooyoung dengan dinginnya.
“Oppa mau bicara apa padaku?” tanya JeRim, nafasnya masih terasa sesak karena berlari.
Wooyoung langsung memalingkan wajahnya. “Aku ingin kita putus JeRim.”
JeRim yang mendengar kalimat Wooyoung itu langsung menatapnya tajam.
“Wae oppa?” tanya JeRim dengan mata berkaca-kaca.
“JeRim!!! Aku harus meneruskan sekolahku di London.” Jelas Wooyoung sambil menatap JeRim dengan mata berkaca-kaca juga.
“Aku bisa ikut.” Kata JeRim.
“Kau tidak bisa JeRim!!!” kata Wooyoung.
“Tapi mengapa oppa begitu jahatnya padaku, oppa baru memberitahuku sekarang, oppa..” JeRim berhenti berbicara karena Wooyoung langsung saja mengunci bibirnya dengan sebuah ciuman.
JeRim mendorong Wooyoung dan langsung pergi berlari meninggalkannya. JeRim menangis, hatinya sangat sakit sekali menerima kenyataan kalau namja yang sangat dicintainya akan pergi.
JeRim duduk di sebuah bangku sambil terus menangis. Tiba-tiba seorang namja jatuh di hadapannya.
“Hah? Gwenchanayo?” tanya JeRim yang langsung mengusap matanya yang penuh dengan air mata.
Namja itu bangkit dan langsung memebrsihkan celananya.
“Ne, gwenchana.” Jawabnya sambil tersenyum. “Hei nona, mengapa kau menangis?” tanyanya saat menatap wajah JeRim.
“Ah? Ehmm.. ya.. kau tahu kan angin taman kota sangatlah kencang. Dan debu-debu juga berterbangan begitu saja. Ahaha..” kata JeRim dengan tingkahnya yang aneh.
Namja itu hanya bisa menatapnya dengan tatapan bingung.
“Ahaha mataku hanya kelilipan, ahahahaha..” JeRim menjawabnya dan langsung memukul bahu namja itu.
“Oh.. ahaha..” namja itu hanya bisa tertawa bingung.
“Ahahaha.. ha.. aku.. harus pergi sekarang. Mianhae, sampai jumpa lagi.” kata JeRim yang langsung membungkukkan badan dan pergi meninggalkan namja itu.
“Ne, sampai jumpa.. ahaha yeoja yang lucu, tapi.. kelakuannya sedikit aneh.” Namja itu hanya bisa mengangkat bahunya dan dia pun pergi.
“Nona AhRin.” Panggil seseorang dari luar kamar.
Aku bangkit dari tidurku dan langsung membukakan pintunya. “Ne?”
“Waktunya makan malam, nyonya sudah menunggumu di bawah.”
“Baiklah.” Aku pun ikut menuju ke ruang makan.
Di ruang makan..
“AhRin-ah, ayo makanlah di sebelahku!” kata halmonie dengan semangatnya.
“Ahaha ne halmonie.” Kataku yang langsung duduk di sebuah kursi sebelah halmonie dan tepat berhadapan dengan KyuHyun.
“Annyeong.” Sapaku pada KyuHyun tanpa senyuman.
“Annyeong.” Jawab KyuHyun.
Halmonie hanya bisa menatapku dan KyuHyun.
“Ayo kita makan!!!” ajak halmonie.
“NE.” jawabku dan KyuHyun kompak.
Kami bertiga pun menyantap makan malamnya dengan lahap.
To be continued..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar