Author : Sarah Ariyanti
Chapter 4 of 5
Genre : Romance, Comedy
Casts :
- Shin AhRin
- Lee JeRim
- Cho KyuHyun
- Kim JongWoon a.k.a Yesung
~Happy Reading~
“Aku pulang.” Begitu di rumah JeRim langsung berlari menuju kamarnya.
#BRUUKK.. JeRim menabrak Hyuk yang baru saja selesai membersihkan piring-piring bekas makan.
“JeRim, mengapa kau menangis?” Hyuk langsung menatap wajah JeRim dengan tatapan serius.
JeRim menarik ingusnya. “Gwenchana oppaya, aku.. hanya lelah saja.”
“Beristirahatlah!!” kata Hyuk lalu menepuk punggung JeRim.
“Ne.” JeRim pun langsung berjalan menuju kamarnya.
Begitu samapai di kamarnya, JeRim langsung menjatuhkan diri ke atas tempat tidur.
“Ahh jahat, nan baboya!!! Ahhh..” tiba-tiba handphonenya berbunyi. “Wooyoung? Heh, untuk apa kau menelponku? Apa tidak cukup bagimu menyakiti hatiku?”
“JERIM!!! Kumohon!!! Besok aku berangkat ke London.” Wooyoung berusaha memberitahu JeRim.
“Aha? Lalu apa perlu yeoja yang sudah tidak diharapkan seperti aku ini datang ke bandara untuk menemuimu?” JeRim masih dengan sangat kesalnya menjawab.
“Ne, menemuiku untuk yang terakhir kalinya. Kumohon JeRim! Aku sangat mengharapkanmu datang disana!” jelas Wooyoung.
JeRim langsung saja menekan tombol off di handphonenya, dia bingung tidak tahu harus bagaimana?
Pagi pun tiba, JeRim langsung berjalan menuju rumahku. TOK.. TOK... TOK..
“AhRin, kumohon buka pintunya!” JeRim berteriak dari luar sambil terus mengetuk pintu rumahku.
Eomma membuka pintunya. “JeRim?”
“Ajumma? Ajumma, dimana AhRin? Aku sangat membutuhkannya.” JeRim memohon pada eomma.
“Apa AhRin tidak bercerita padamu? Dia sudah tinggal bersama helmonienya.” Jelas eomma.
“Mwo? Ahh dia jahat sekali padaku, apa ajumma bisa memberitahuku dimana alamatnya?” tanya JeRim.
“Bisa, hanya saja tempatnya sangat jauh dari sini. Kelihatannya kau sangat gelisah sekali, kau kenapa?” tanya eomma.
“Ehmm nanti akan kuceritakan ajumma, sekarang aku harus menelepon AhRin. Aku pergi dulu ya? Gomawo.” JeRim membungkukkan badannya lalu pergi.
Eomma hanya bisa memasang wajah bingung melihat tingkah JeRim pagi ini.
“AhRin, ayo angkat teleponnya!” JeRim masih terus bergumam, dia duduk di sebuah bangku dekat taman. Perasaannya sangat bimbang.
“Yobo..”
“AhRin-ah, aku butuh bantuanmu.” Kata JeRim, wajahnya berubah setelah aku menerima teleponnya.
“Minta bantuan apa?” aku menjadi ikut gelisah karenanya.
“Tunggu!! Sebelumnya.. kenapa kau tidak bilang kalau kau akan pindah ke rumah halmoniemu hah?” tanya JeRim dengan nada kesal.
“Ahh mianhae, aku lupa. Nanti aku akan berkunjung kesana untuk menemuimu.” Jawabku, aku jadi merasa bersalah.
“Ya sudahlah! Sekarang kumohon bantu aku!!” kata JeRim.
“Kau mau minta bantuan apa JeRim?”
“Wooyoung oppa akan berangkat ke London pagi ini, dia menunggu di bandara. Apa aku harus datang?” tanya JeRim sambil terus melihat jam tangannya.
“Hah? Dia akan ke London? Kau juga tidak menceritakan itu padaku.” Kataku dengan nada sedikit kesal juga.
“Ahh masalah ini.. ceritanya panjang, jadi sekarang bagaimana menurutmu? Ayo cepat beri aku bantuan!!!” kata JeRim, suaranya makin kesini makin terdengar bahwa dia sangat gelisah.
“Ehmm.. kau datang sajalah!! Ya, lebih baik kau datang kesana! Cepat, mungkin waktumu tidak akan banyak.” Kataku.
“Baiklah.” JeRim pun mematikan handphonenya, dan langsung pergi menuju bandara dengan sebuah taksi.
TOK.. TOK.. TOK.. seseorang mengetuk pintu kamarku. Aku bangkit dari dudukku dan langsung membukakan pintunya.
“Kyu?”
“Hei, apa kau bilang? Kyu? Ahaha belum pernah ada yang memanggilku seperti itu.” Katanya.
“Ehmm.. oh ya? Habis, namamu itu terlalu sulit untuk diucapkan.” Kataku.
“Jeongmal? KyuHyun itu nama yang sangat indah, kau tahu tidak?” tanya KyuHyun yang kedengarannya kesal dengan kejujuranku tadi.
“Ahh ne, terserah kau saja!! Ada apa?”
“Oh aku sampai lupa, halmonie menyuruhku mengajakmu sarapan.” Jelas KyuHyun.
“Ohh baiklah.” Aku pun pergi menuju ruang makan bersama KyuHyun.
Di ruang makan..
“Annyeong halmonie.” Sapaku sambil memberikan senyuman termanis pada halmonie yang sedari tadi sudah duduk dengan anggunnya di sebuah bangku meja makan.
“Annyeong AhRin, ayo duduku!” sapa halmonie lalu mempersilahkanku duduk.
Semua makanan sudah tersedia di atas meja, kami hanya tinggal memilih mau sarapan dengan apa.
Saat sedang menikmati roti isiku, halmonie bertanya padaku.
“AhRin, kau ingin meneruskan sekolahmu dimana?”
Dengan antusiasnya aku menjawab. “Kyunghee halmonie.”
KyuHyun yang mendengar jawabanku langsung terbatuk-batuk, wajahnya berubah memerah karena tersedak.
“Gwenchanayo?” tanya halmonie pada KyuHyun.
“Ne halmonie, gwenchana.” Jawab KyuHyun sambil tersenyum.
Aku melirik ke arah KyuHyun dan begitu pun sebaliknya.
“Mwo?” tanya KyuHyun.
“Kyu, apa ada yang salah ya?” tanyaku ragu.
Sebelum menjawab KyuHyun tertawa. “Kyu?”
“Ahh mengapa kau tertawa? Aku lebih suka memanggilmu Kyu.” Kataku dengan nada kesal.
“Sudah-sudah! Habiskan dulu sarapan kalian! Baru kalian boleh berbicang-bincang.” Kata halmonie.
“NE.” jawabku dan KyuHyun kompak.
“Wooyoung?” sapa JeRim yang sedari tadi sudah berdiri tepat di belakang namja chingunya.
“JeRim-ah, kukira kau tak akan datang.” Wooyoung langsung saja memeluk JeRim.
“Lee.. paas.. kan!!!” JeRim berusaha melepaskan pelukan Wooyoung, dan berhasil.
“JeRim..”
“Ini adalah pertemuan terakhir yang sangat tidak berkesan Wooyoung.” Kata JeRim, matanya mulai berkaca-kaca.
Wooyoung memegang dagu JeRim dan menatapnya dalam-dalam.
“Kau tidak akan melupakanku kan?” tanya Wooyoung dengan nada memohon.
“Aniyo, aku harus melupakanmu Wooyoung.” Jawab JeRim.
“Sudah jam 8, aku harus pergi.” kata Wooyoung, lalu dia mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya. “Ini untukmu, hanya kado kecil yang tidak berharga.. tapi aku harap kau bisa menjaganya baik-baik!! Sampai jumpa.” Sebelum pergi Wooyoung memberi kecupan di dahi JeRim.
Setelah Wooyoung pergi, JeRim melihat benda yang diberi oleh Wooyoung. JeRim membuka kotaknya dan ternyata itu adalah sebuah kotak musik kecil berwarna ungu yang dipenuhi dengan blingbling. JeRim hanya bisa menitikkan air mata saat melihat kado itu.
“Ayo!!!” KyuHyun menjulurkan tangannya di hadapanku.
“Mwo?” tanyaku bingung.
“Ikut aku ke taman belakang, kau akan suka tempat indah itu.” Jawab KyuHyun.
Aku memegang tangan KyuHyun dan KyuHyun pun langsung membawaku ke taman belakang rumah yang sangat menakjubkan.
“Wooow.. taman yang indah sekali.” Kataku yang terus menatap taman itu.
KyuHyun melirikku dan dia hanya bisa tersenyum melihat raut wajahku.
“AhRin.” Kata KyuHyun.
Aku langsung melirik ke arahnya. “Wae?”
“Kau tidak mau bertanya, kenapa aku tadi tersedak?” tanya KyuHyun.
“Hah? Oh aku baru ingat, saat sarapan tadi kan? Memangnya kenapa?” tanyaku.
“Kau akan berada 1 sekolah bersamaku, di Kyunghee University.” Jelas KyuHyun.
“Ho? Maksudmu?” tanyaku dengan nada terkejut.
“Neee, aku adalah seniormu. Ya.. jika memang kau benar-benar mau masuk kesana.” Katanya.
“Omooo.. ahaha kau pasti bercanda kan? Mana bisa aku tahan jika harus berada dalam satu sekolah bersama namja yang suka memaksa sepertimu, hah tidak mungkin.” Kataku dengan bawelnya.
“Hmm, terserah kau saja.” KyuHyun pergi meninggalkanku.
“Hah? 1 sekolah bersamanya? Ahh.. huft..” aku mengeluh dan aku pun menyusulnya.
Di dalam kamarnya, KyuHyun berbaring menatap langit-langit kamarnya. TOK.. TOK.. TOK.. aku mengetuk pintu kamarnya.
“Ada apa kau kemari?” tanya Kyuhyun dengan sinisnya.
“Ehmm, aku bosan, sekalian aku ingin meyakinkan kalau kau memang benar-benar bersekolah di Kyunghee.” Kataku sambil berdiri menatap wajah KyuHyun yang masih menatap langit-langit kamar.
Aku mengangkat kepalaku dan ikut melihat langit-langit kamarnya juga. “Kau melihat apa?”
Kyuhyun langsung melirikku dan tersenyum. “Melihat eommaku.”
“Eomma? Aku tidak melihatnya di atas sana.” Kataku dengan masih sangat bingungnya.
“Hahh kau ini memang polos ya? Sudah sana keluar dari dalam kamarku!!” kata KyuHyun.
Bukannya keluar, aku malah mengelilingi kamar KyuHyun dan melihat-lihat barangnya.
“Hehh mau apa kau?” tanya KyuHyun.
“Ani, hanya ingin melihat-lihat siapa tahu ada barang bukti yang bisa menunjukkan padaku kalau kau itu tidak bersekolah di Kyunghee.” Kataku menjawab dengan sangat dinginnya tanpa memikirkan apa yang baru saja keluar dari mulutku.
KyuHyun bangun dari tidurnya dan langsung melemparku dengan bantal.
“AWWW.. hei mengapa kau melemparku?” aku berusaha menahan emosi.
“Jadi sebenarnya, akulah namja pemaksa atau kau yang sebenarnya yeoja pemaksa hah?” tanya KyuHyun.
“Heuuu.. aku hanya ingin mencari tahu, apa kau benar-benar bersekolah di Kyunghee atau kau hanya mengada-ada saja.” Kataku.
KyuHyun mengeluarkan sesuatu dari dalam laci lemari kecil sebelah tempat tidurnya. “Lihat ini!”
Aku langsung menoleh ke arahnya, aku melihat KyuHyun memegang sebuah map biru yang bertuliskan ‘KYUNGHEE UNIVERSITY’.
“Jadi.. kau benar-benar bersekolah disana ya? Ahh mianhae..” kataku yang langsung memurungkan wajah.
“Hahh sudahlah!! Tak usah memurungkan wajah seperti itu!!” kata KyuHyun.
“Aku akan keluar dari sini, mianhae sudah menggangumu.” Kataku lagi yang langsung saja berjalan menuju pintu keluar.
#BRAAKKBRUUKKAWW
“Aduuhhh, kepalaku.”
“AhRin, gwenchanayo?” KyuHyun langsung melompat dari tempat tidurnya dan langsung menghampiriku, melihat dahiku yang membiru.
“Sepertinya, aku mengenai seseorang saat tadi membuka pintu.” Gumam seorang namja yang sudah masuk kedalam kamar KyuHyun. “Kyuhyun, kau dimana?” tanyanya lagi.
“Yesung, aku disini.” kata KyuHyun yang berada di balik pintu.
“Hooo? Ada apa dengan yeoja itu?” tanya Yesung kaget.
“Kau membuka pintu tanpa mengetuknya dulu, tadi dia baru saja mau keluar. Jadi saat kau membuka pintu kamarku, yaaa kau tahu kan apa yang terjadi?” jelas Kyuhyun.
“Ahh nona, mianhae, aku tidak sengaja. Bagaimana lukamu? Apa perlu kita membawamu ke rumah sakit?” Yesung mulai panik.
“Ahh aniii, aku ingin ke kamar, kepalaku pusing sekali.” Kataku yang langsung bangkit.
“Biar kuantar kau ke kamar.” Kata Kyuhyun yang langsung memopongku.
Yesung mengikuti kami dari belakang.
Di dalam kamarku..
“Awww, Kyu pelan-pelan!!!” aku merintih kesakitan saat KyuHyun mengobati luka di dahiku.
“Ne, aku sudah berusaha pelan.” Kata KyuHyun.
Yesung yang berada tepat di belakang KyuHyun hanya bisa menahan tawa.
“Wajahmu kenapa?” tanya KyuHyun bingung.
“Bwahahaha yeoja itu tadi memanggilmu ‘Kyu’? Bwahahaha itu adalah panggilan yang sangat lucu, KyuKyuKyu.. bwahahaha..” Yesung tidak bisa menahan tawanya.
“Diam kau!! Berisik sekali.” Kata KyuHyun kesal.
“Ahh jangan marah begitu dong Kyu!!” Yesung mencolek dagu Kyuhyun sambil terus menggodanya dan tertawa terbahak-bahak.
“HEHH!!! Kau yang harusnya bertanggung jawab karena sudah melukaiku.” Kataku mulai angkat bicara dan menatap Yesung dengan tatapan marah. Begitu juga dengan KyuHyun, dia menatap Yesung dengan tatapan kesal.
“Aha.. ha.. baiklah..” Yesung salah tingkah dan dia hanya bisa menyengir saat aku dan Kyuhyun menatapnya dengan tatapan tajam dan sinis.
Akhirnya Yesung pun mengobati dahiku, ya karena ini memang perbuatannya jadi dialah yang harus bertanggung jawab.
“Kau ini namja dari mana?” tanyaku.
“Dari bumi.” Jawabnya sangat polos.
“Hahh nan baboya.” Aku bergumam dengan sangat pelannya. “Ehmm, kau teman Kyu.. KyuHyun?” tanyaku lagi.
“Ne, aku teman kecilnya. Kami berpisah saat halmoniemu mengangkatnya sebagai cucu.” Jelas Yesung.
“Lalu kau?” tanyaku bingung.
“Aku tinggal bersama orangtua angkatku sekarang, dulu kami ditinggal orangtua untuk sebuah pekerjaan. Dan kau tahu, orangtua kami meninggal karena pesawatnya mengalami kecelakaan.” Jelas Yesung lagi.
“Aku.. aku juga. Appa meninggal karena kecelakaan pesawat.” Kataku.
“Jeongmal? Berarti kita bertiga senasib ya?” kata Yesung.
Aku hanya tersenyum lalu memurungkan wajah karena teringat appa.
“Sudah selesai.” Kata Yesung yang langsung membereskan obat-obatan dan dia memasukkannya lagi ke kotak obat.
“Gomawoyo, oh Shin AhRin imnida. Senang bisa berkenalan denganmu.” Kataku sambil menjulurkan tangan.
Yesung tersenyum dan langsung menjabat tanganku. “Kim JongWoon imnida, tapi kau bisa memanggilku dengan sebutan Yesung.”
Aku mengangguk sambil tersenyum.
“Aku keluar ya?” Yesung membawa kotak obatnya menuju pintu, lalu dia melirik ke arah KyuHyun yang sedari tadi duduk santai di kursi meja belajar sambil membaca novel favoriteku. “Hehh, kau mau keluar tidak?”
“Oh, ahaha aku keasikan baca novel. AhRin, aku pinjam bukumu ya?” kata KyuHyun.
Aku mengangguk sambil tersenyum. KyuHyun dan Yesung pun pergi keluar dari dalam kamarku.
Jam 1 siang, halmonie masih belum datang juga dari restorannya. Hari semakin terasa panas saja.
“Ahh dahiku.. aww.. sakit sekali..” aku mengeluh sambil terus memegangi dahiku.
Tiba-tiba handphoneku berbunyi. “JeRim.”
“AhRin, bagaimana kabarmu? Ahh aku ingin sekali bertemu dengamu, apa kau bisa ke taman kota sekarang?” tanya JeRim.
“JeRim-ah, aku tidak bisa. Baru saja terjadi sesuatu padaku, kecelakaan yang.. ehmm.. tidak begitu parahnya, tapi tetap saja menyakitkan.” Aku berusaha menjelaskan semua keluhanku pada JeRim.
“Mwo? Kecelakaan? Berarti aku harus menjengukmu, ayolah beritahu aku dimana alamat rumah halmoniemu!!!” JeRim sangat memohon aku memberikan alamat rumah halmonie.
Aku pun memberikan alamat rumah halmonie, dan JeRim pun menuliskannya di sebuah buku catatan.
“Aku akan kesana.. ehmm.. sekarang juga, bagaimana?” tanya JeRim, kedengarannya dia serius.
“Mwo? Jeongmal?” tanyaku ragu.
“Ne, mungkin aku akan meminta Hyuk oppa mengantarku. Ahaha, tunggu aku ya!!! Sekarang kau beristirahatah dulu!! Daahh..” JeRim pun mematikan handphonenya.
“Hahh baik sekali.” Aku kembali membaringkan tubuhku.
“AhRin.” Teriak KyuHyun dari luar kamar. “AhRin, buka pintunya!! Ada yang mencarimu.” Kata KyuHyun yang terus mengetuk pintunya.
Aku membuka mataku, saat mendengar ketukan pintu yang suaranya sedikit mengganggu telingaku itu.. aku langsung bangkit dari tidurku dan membuka pintunya.
“Wae?” tanyaku dengan keadaan rambut berantakan.
“Ada yang mencarimu.” Kata KyuHyun.
“Siapa?” tanyaku bingung. “Apa itu eomma?”
“Aniii, katanya dia temanmu.” Kata KyuHyun.
“JeRim? JeRim disini? Huwaaa..” aku langsung saja berlari menabrak KyuHyun yang tepat berada di depanku, dan langsung menuju ruang tamu.
“AHRIN.” Teriak JeRim saat melihatku.
Aku langsung saja berlari menghampirinya dan memeluknya. “Ahh aku rindu sekali.”
“Aku juga.” jawab JeRim.
Di kamar KyuHyun..
“Diluar berisik sekali, hei siapa yang datang?” tanya Yesung.
“Seorang yeoja, katanya teman AhRin.” Jelas KyuHyun.
“Yeoja? Apa dia cantik? Hei, apa aku bisa mengajaknya berkenalan? Kyuuu, apa aku bisa? Ayo jawab!!!” Yesung bertanya sambil menarik-narik celana KyuHyun.
“Hehh, diam!!! Aku sedang serius membaca buku, dan jangan panggil aku KYU!!! Ahh kau ini..”
“Ahh kau tidak asik Kyu, aku akan melihat yeoja itu sendiri saja.” Kata Yesung yang langsung berlari karena takut KyuHyun marah.
KyuHyun melempar novel yang sedang dia baca ke arah Yesung. Dan teringat sesuatu..
“Huwaaa ini kan buku AhRin, ahh huhh untung tidak rusak.” KyuHyun memungut buku itu dan langsung mengusap-ngusap dadanya.
To be continued..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar