Author : Sarah Ariyanti
Chapter 5 of 8
Genre : Romance, Comedy
Casts :
- Kim Hari
- Lee Hyukjae
- Kim Taeyeon
- Zhoumi a.k.a Jumyuk
~Happy Reading~
Mobil Hyuk berhenti tepat didepan rumah Hari. Saat ia melirik ke arah Hari..
#GUBRAK
“Dia tidur? Ahh menyusahkan sekali yeoja ini.” keluh Hyuk.
Hyuk berusaha membangunkan Hari, tapi Hari tidak bangun-bangun. Mungkin karena ia kecapean.
“Aduuhh bagaimana ini?” Hyuk kebingungan sendiri.
Tiba-tiba muncul sebuah ide di benaknya, “aha.. apa aku gendong saja dia?”
Setelah berpikir panjang, akhirnya Hyuk pun menggendong Hari.
Sampai didepan pintu rumah, Hyuk menekan belnya. #TING.. TONG..
Seseorang membukakan pintunya, ia bi Jebyung pembantu rumah Hari. Saat ia melihat Hari digendong oleh Hyuk, ia langsung berteriak..
“NONA HARI, IA KENAPA? APA IA PINGSAN? KAU APAKAN NONA HARI?” sambil sedikit memukul Hyuk.
“Awww.. dia tidak pingsan. Dia hanya tertidur.” Jelas Hyuk.
“Haahhh kukira ia pingsan.” Bi Jebyung menghembuskan nafas lega.
Hyuk keberatan menggendong Hari.
“Apa bibi bisa menggendong Hari?” tanya Hyuk bodoh.
“Aduuhh tuan, aku ini seorang wanita tua. Aku tidak bisa menggendong nona Hari.” Katanya.
“Ahh terpaksa aku yang menggendongnya kedalam. Antarkan aku ke kamar Hari!” kata Hyuk.
“Baik tuan.”
Sampailah mereka di kamar Hari. Hyuk membaringkan Hari di atas tempat tidur, dan ia pun menyelimutinya.
“Aku akan membuatkan tuan teh dulu.” Kata bi Jebyung.
“Ne, gomawo.” Jawab Hyuk sambil tersenyum.
Bi Jebyung pun langsung keluar dari kamar Hari dan pergi menuju dapur untuk membuatkan teh.
Hyuk berdiri menatap Hari yang sedang tertidur.
“Hah yeoja jelek ini ternyata lucu jika sedang tertidur.” katanya berbicara sendiri.
Tiba-tiba..
“Tuan Hyuk, teh hangatnya sudah jadi.” Teriak bi Jebyung dari bawah.
Hyuk pun langsung meninggalkan Hari yang sedang tertidur lelap. Dan ia pun langsung menuruni tangga menuju ruang tamu untuk meminum teh yang bi Jebyung buat.
“Tehnya enak.” Kata Hyuk.
Bi Jebyung hanya tersenyum mendengar pujian dari Hyuk. Setelah menghabiskan tehnya..
“Aku harus pulang, sudah sore.” Kata Hyuk.
“Baiklah, hati-hati dijalan tuan!” kata bi Jebyung.
Hyuk tersenyum manis, ia pun memasuki mobilnya dan pulang.
Setelah menutup pintu, bi Jebyung bergumam.. “tampan sekali kekasih nona Hari itu.” (kekasih???)
Malam itu, ayah dan Taeyeon sudah berada di rumah. Hari yang baru bangun dari tidurnya dikejutkan oleh suara Taeyeon yang sedang bertelepon dengan kekasihnya.
“Kau datang kerumahku ya malam ini!” kata Taeyeon.
Hari menguping melalui celah pintu kamar.
“Ahh aku lupa, ini kan malam minggu. Taeyeon eunnie pasti mengundang kekasihnya karena permintaan ayah waktu itu. Sudahlah, aku tidak mau ikut campur. Lebih baik aku mandi saja.”
Hari pun pergi menuju kamar mandi.
Di meja makan sudah tersaji banyak makanan. Dan semuanya itu dibuat oleh Taeyeon.
“Ayah, kekasihku akan datang jam 8.” Kata Taeyeon memberitahu ayahnya.
“Waahhh ayah sudah tidak sabar ingin bertemu dengan keksihmu itu.” Kata ayah.
Taeyeon hanya tersenyum.
“Don't say no, no, no, no, no Just say yeah, yeah, yeah, yeah, yeah And we'll go, go, go, go, go If you're ready, like I'm ready.” Hari benyanyi-nyanyi di dalam kamar mandi.
Tiba-tiba terdengar suara pintu kamar mandi diketuk. Hari langsung berhenti bernyanyi.
“Siapa?” tanyanya.
“Ini aku Hari.” Teriak Taeyeon.
“Ohh ada apa eunnie?” tanya Hari.
“Kita makan malam bersama ya! Sekalian.. aku akan memperkenalkan kekasihku padamu.” Kata Taeyeon.
“Ne eunnie.” Jawab Hari.
Hari pun melanjutkan mandinya.
Setelah siap, semuanya berkumpul di ruang makan. Hari kelihatannya sudah sangat lapar, ia sudah tidak nyaman duduk. Kelihatannya ia ingin langsung saja melahap makanan yang berada diatas meja makan. Tapi sayangnya, ia tidak bisa. Karena harus menunggu kekasih Taeyeon datang.
Hari melihat jam tangannya, “aduuhh eunnie, mengapa keksihmu belum juga datang? Perutku sudah lapar.” keluhnya.
“Sabarlah Hari! Sebentar lagi juga datang.” Kata taeyeon.
Hari hanya bisa menunggu, saking bosannya ia memainkan PSP di meja makan. (tidak sopan)
Beberapa menit kemudian..
#TING.. TONG..
Taeyeon langsung saja berlari menuju pintu. Saat ia membuka pintunya ia sangat terkejut, seseorang menjulurkan setangkai bunga mawar putih.
“JUMYUK.” Teriak Taeyeon dan langsung memeluknya.
Jumyuk tersenyum. (ohh jadi kekasih Taeyeon itu Jumyuk)
Taeyeon melepaskan pelukannya, “aku senang kau datang.”
“Hahh dadaku berdetak sangat cepat. Apa aku sudah rapih?” tanya Jumyuk.
“Sudah, ayo masuk!” ajak Taeyeon sambil memegang tangan Jumyuk.
“Ayah.” Panggil taeyeon sambil menuntun Jumyuk.
Jumyuk terus saja merapikan tatanan rambutnya, ia tidak mau terlihat jelek didepan calon mertua. (calon mertua??)
“Wah wah wah, akhirnya datang juga. Silahkan duduk!” kata ayah dengan nada senang.
Hari terus saja memainkan PSPnya, ia tidak sadar kekasih Taeyeon sudah datang. Taeyeon melepaskan pegangan tangannya dan langsung menghampiri Hari yang sedang serius.
“Hari, kekasihku sudah datang.” Bisiknya.
“Ohh yaaa..” kata Hari, tapi tatapannya tetap tertuju pada PSPnya.
Taeyeon langsung saja menginjak kakinya karena kesal.
“Awww.. EUNNIE..” Hari mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang datang. Hari merasa aneh, wajah kekasih Taeyeon..
“Sepertinya aku tahu kau?” kata Hari.
Hari langsung saja menghampiri Jumyuk. Dan Jumyuk tersenyum padanya.
“Kau yang menabrakku di taman kota waktu itu kan?” Hari bertanya-tanya.
“Ne, chonun Jumyuk imnida.” Katanya sambil menjulurkan tangan.
“Chonun Hari imnida.” Jawab Hari dengan senyum terpaksa.
Dalam hatinya : “jadi.. namja tampan ini milik Taeyeon eunnie??? Huwaaa rasanya aku ingin menangis.”
“Sudah, ayo kita makan malam! Kalian pasti sudah lamapr.” Kata ayah.
Mereka pun memulai makan malamnya.
Setelah makan malam selesai, ayah Hari langsung mengajak Jumyuk berbicara di taman belakan rumah. Taeyeon membereskan semua piring, mangkuk, gelas yang ada diatas meja makan dibantu oleh bi Jebyung. Hari hanya bisa diam, duduk di sofa meratapi nasibnya yang tidak baik.
“Jadi bagaimana dengan perasaanku? Aku kan menyukai Jumyuk oppa.” Gumamnya.
Tiba-tiba Taeyeon datang menghampiri.
“Kau kenapa?” tanyanya.
“Ahh eunnie? Aku tidak apa-apa.” Kata Hari sedikit terkejut karena kedatangan taeyeon yang tiba-tiba.
“Kau jangan bohong, pasti ada sesuatu yang membuatmu melamun sambil cemberut begitu. Ayo cerita!” kata Taeyeon.
Hari bingung, ia menyukai Jumyuk tapi ia tidak mau memberitahu eunnie yang ia sayangi. Rasanya tidak tega.
“Hari, mengapa diam?” tanya Taeyeon.
“Ahh aku tidak diam.” Kata Hari.
Taeyeon mengerutkan dahinya karena bingung.
Hari juga bingung harus bilang apa, dalam hatinya : “apa aku harus merelakan perasaanku pada Jumyuk demi kebahagiaan Taeyeon eunnie? Hari kau pasti bisa melakukannya.”
“Tuh kan, kau diam.” Taeyeon mulai protes.
“Eunnie, aku ingin cerita. Tapi aku berharap eunnie tidak marah ya?” kata Hari mulai angkat bicara.
“Tentu Hari, ayo ayo ceritakan padaku!” kata Taeyeon.
Hari pun menceritakan semuanya. “……………………”
“Dan aku.. menyukainya.” Kata Hari ragu.
Taeyeon terdiam, berpikir sejenak. Tapi..
“Ahahahahahahaha..”
Hari melirik Taeyeon, “mengapa eunnie tetawa?”
“Kau lucu sekali, Hari dengar! Wajar saja jika kau menyukainya, dia memang tampan. Jika kau memang benar-benar menyukainya, aku akan merelakannya untukmu.” Kata Taeyeon.
“Ahh eunnie, itu sangatlah tidak mungkin. Jangan bercanda! Dan tidak mungkin juga bagiku untuk merebutnya darimu.” Kata Hari.
“Hari.. dia orang yang sangat baik.”
“Aku tahu dia baik, Taeyeon eunnie janganlah mengalihkan pembicaraan! Aku akan mendoakan kalian semoga kalian bisa hidup bahagia.” Kata Hari lalu pergi ke kamarnya.
Taeyeon bingung harus mengatakan apa pada Hari. Ia juga sangat mencintai Jumyuk.
“Semoga kau bisa menerimanya Hari.” Kata Taeyeon.
Malam semakin larut, Jumyuk dan ayah sudah membicarakan semuanya.
“Aku harus pulang, sudah malam.” Kata Jumyuk.
“Baiklah, senang bisa bertemu denganmu. Kapan-kapan makan malamlah lagi disini.” kata ayah Hari.
“Tentu.”
Jumyuk pun berjalan menuju pintu depan, Taeyeon menunggunya disana.
“Aku harus pulang chagiya.” Kata Jumyuk.
“Aku antar sampai gerbang.” Kata Taeyeon.
Di dekat mobil hitam milik Jumyuk, mereka berbicara. Taeyeon menceritakan apa yang Hari bilang pada Jumyuk. Jumyuk hanya bisa tersenyum.
“Dia terlalu kecil bagiku.” katanya.
Taeyeon hanya diam.
“Sudahlah jangan pikirkan adikmu! Ayahmu menganjurkan kita agar segera menikah.” Jelas Jumyuk.
“Waeo?” Taeyeon terkejut.
“Heem.”
“Ahh terserah saja. Aku akan menerima apa pun keputusan yang kalian ambil.” Kata Taeyeon sambil tersenyum manis.
Jumyuk mengusap kepalnya. “Aku pulang dulu ya?”
“Ne.” jawab Taeyeon.
Sebelum pulang, Jumyuk mencium kening Taeyeon dengan penuh perasaan. Dan ia pun masuk kedalam mobil, lalu pulang.
Di dalam kamar..
“Dasar babo.” Hari berbicara sendiri sambil memukul gulingnya.
Ia terdiam sejenak untuk berpikir.
“Ahhhhhh..” teriaknya.
Bi Jebyung yang mau mengantarkan susu ke kamar Hari terkejut saat mendengar ia berteriak.
“Nona tidak apa-apa?” tanyanya dari luar kamar.
“Aniyo..”
“Ini susu cokelatnya.” Kata bi Jebyung.
“Tidak nafsu, simpan saja lagi di dapur!” teriak Hari.
“Baik nona.” Bi Jebyung pun membawa susunya pergi.
“Ahh lebih baik aku tidur. Besok aku akan mengajak Dongsub jogging.” Kata Hari, lalu ia pun tidur.
Pagi sekali Hari bangun, padahal jam alarmnya belum berbunyi. Ia memakai celana dan kaos joggingnya, rambutnya ia ikat keatas. Lalu ia keluar dari kamar dan berpamitan pada ayahnya.
Hari mengeluarkan handphonenya, mulai mencari nama Dongsub di kontak handphonennya. Setelah ketemu, ia langsung saja meneleponnya.
“Yoboseyo.”
“Dongsub~shi, jogging yuk!” ajak Hari.
“Mian Hari, aku tidak bisa. Aku dan keluarga harus pergi ke suatu tempat.” Jelas Dongsub.
“Huwaaa jadi aku sendirian?” Hari muali kecewa.
“Ne, mmianhae.” Kata Dongsub.
“Ya sudahlah, hati-hati dijalan!” kata Hari.
“Gomawo Hari.” Kata Dongsub.
Telepon terputus.
Hari melanjutkan joggingnya, sampai di sebuah pertigaan..
“Hahh aku lelah.” Keluh hari sambil menghembuskan nafasnya.
Tiba-tiba dari pinggir seseorang memberinya sebotol air mineral. Hari menerimanya saja, karena ia tidak menyadari kalau yang memeberinya air adalah Hyuk. Setelah selesai minum, ia mengembalikan botolnya yang sudah kosong pada Hyuk. Saat Hyuk tahu botolnya kosong..
#TAAKK.. hyuk memukul kepala Hari.
Hari melirik ke arahnya, dan..
“Huwaaa jadi kau yang memberiku minum? Aduuhh kau tidak memasukkan racun kedalmnya kan?” kata Hari panik.
“Hehh babo, aku bermaksud baik padamu. Memberimu minum, lalu kau habiskan minumanku sampai botolnya kosong? Sekarang kau mengiraku memasukkan racun kedalamnya? Menyesal sekali aku memberi bantuan padamu.” Hyuk mulai nyolot.
“Hehh namja butut, siapa yang menyuruhmu memberi bantuan padaku hah?”
Hyuk terdiam, ia mulai berpikir lagi. dalam hati : “aduuhh babo sekali aku, benar apa yang dia bilang.”
“Mikir? Ya memang kau harus berpikir.” Kata Hari.
“Masih pagi kau sudah membuatku emosi saja. Lebih baik aku lanjtkan joggingku, SENDIRI.” Kata Hyuk.
“Aku juga, SENDIRI. Karena aku tidak mau jogging bersama namja segalak dirimu.” Kata Hari.
“Ya sudah, hem aku pergi.” kata Hyuk.
“Aku juga, pergi lebih dulu darimu. Wleee..” kata Hari.
“Ya sudah sana! Aku juga akan pergi.” kata Hyuk lagi.
“Ya sudah.” Hari pun pergi dan Hyuk juga pergi.
Mereka berdua jogging sendiri-sendiri, sepanjang perjalanan keduanya sama-sama tidak mau diam. Mulutnya terus berkumat-kamit tidak karuan. Yaa karena kesal..
Di taman kota, Hyuk beristirahat sejenak. Ia sangat lelah.
“Hahh minuman sebotol yang sengaja kubawa dari rumah, habis oleh yeoja galak itu? Haahh.. dasar rakus.” Gumamnya.
Hari yang sama lelahnya dengan Hyuk duduk di sebuah bangku taman kota sambil bergumam juga..
“Namja galak, butut, aneh ahh mengapa aku harus bertemu dengannya di pagi yang cerah ini? hariku yang cerah berubah menjadi gelap karenanya.”
Tiba-tiba saja langit berubah menjadi mendung, dan rintik-rintik hujan mulai turun.
“Aiiss sialnya diriku.” Hari langsung berlari mencari tempat berteduh.
Di tempat lain Hyuk juga mengeluh, “ini pasti gara-gara aku bertemu dengan yeoja galak itu.” Dan hyuk pun berlari mencari tempat berteduh juga.
Dibawah sebuah pohon besar, Hyuk dan Hari berteduh bersama. Tapi mereka tidak sadar satu sama lain, karena mereka saling membelakangi.
“Dingin.” Kata Hari sambil memeluk badannya sendiri.
Hyuk yang mendengar suara Hari langsung menengok kebelakang. “Hari?”
Hari yang mendengar suara Hyuk, langsung meliriknya. “Hyuk? Sedang apa kau disini?”
“Berteduh.” Jawab Hyuk.
“Ahh jangan bohong! Kau pasti mengikutiku kan?” tanya Hari. (ngajak ribut)
“Hehh jangan sembarangan bicara ya! Aduuhh kau ini, selalu saja membuatku kesal.” Keluh Hyuk.
Hari langsung memasang wajah judes.
Beberapa menit kemudian hujan mulai reda.
“Aku tidak mau berlama-lama berada disini bersamamu. Lebih baik aku pulang.” Kata Hari.
“Ya sudah, sana pulang!” kata Hyuk kesal.
Saat Hari berjalan hendak pulang, ia terpeleset karena jalanan masih sangat licin. Dan sekarang Hyuk tidak menangkapnya, jadi Hari terjatuh.
“AWWW.. PANTATKU SAKIT.” Teriaknya hampir menangis.
Hyuk terkejut sekaligus ingin tertawa, akhirnya..
“Makanya, jangan jadi yeoja galak. Akibatnya begini nih..” kata Hyuk sambil membantu Hari jalan.
“Ahh diam kau! Ini juga gara-gara aku bertemu denganmu.” Kata Hari, masih saja marah-marah.
Hyuk menggelengkan kepalanya, sambil menahan tawanya.
To be continued..