Kamis, 18 Agustus 2011

Song For You // Part.4

Author : Sarah Ariyanti
Chapter 4 of 10
Genre : Sad, Romance
Casts :
- Lee Hyunsu
- Lee Sungmin
- Song Eunrim
- Park Jungsoo a.k.a Leeteuk
- Park Seulbyul


~Happy Reading~
Pagi pun tiba, Hyunsu mulai membuka matanya dengan sangat pelan. Ia bangun dan melihat oppanya tertidur di sofa.
“Op..”
#KREK pintu kamar dibuka. Masuklah sekerumun orang memakai baju putih kedalam kamar Hyunsu.
“Kami ingin memeriksa keadaanmu.” Kata seorang dokter tampan.
Sungmin terbangun..
“Ohh silahkan, periksa saja adikku!” kata Sungmin tiba-tiba.
Dokter itu tersenyum manis pada Sungmin.
“Memeriksaku? Aku merasa sehat, kalian tidak perlu memeriksaku.” Kata Hyunsu.
“Kau tetap harus diperiksa. Kau berada di rumah sakit, berarti kau sakit.” Kata dokter tampan itu.
“Ohh terserah sajalah. Intinya aku merasa sehat pagi ini.” kata Hyunsu.
Dokter itu mulai memeriksa Hyunsu dengan sedetail mungkin.
Setelah beberapa menit..
“Selesai.”
“Dokter, aku boleh bertanya sesuatu tidak?” tanya Hyunsu.
“Waeo?”
“Umur dokter berapa?”
Sungmin yang sedang minum, langsung terbatuk-batuk.
“Oppa baik?” teriak Hyunsu meyakinkan.
“Ne.” jawab Sungmin.
Hyunsu kembali melirik ke arah dokter.
“Ehm.. aku harus menjawabnya?” tanya dokter itu.
“Ne, tentu.” Jawab Hyunsu.
“Umurku.. 28 tahun.”
“Wow, dokter masih muda ya?”
“Benarkah?”
“Ne.”
“Ahahaha ada-ada saja. Baru kali ini aku bertemu dengan gadis selucu dirimu.” Kata dokter memuji.
“Dokter.. aku juga ingin jujur.”
“Waeo?”
“Ehm.. dokter tampan.” Kata Hyunsu dengan nada malu-malu.
Sungmin yang sekarang sedang memakan kuenya, langsung memuntahkannya karena perkataan Hyunsu tadi.
Lagi-lagi Hyunsu bertanya, “oppa tidak apa-apa?”
“Ne, aku baik.” Jawab Sungmin.
Hyunsu kembali melirik sang dokter.
Dokter itu langsung tersenyum manis.
“Gomawo.. ehm..”
“Hyunsu, Han Hyunsu.” Kata Hyunsu.
“Ahaha ne Hyunsu. Kenalkan namaku Park Jungsu, kau bisa memanggilku Leeteuk.” Kata dokter itu.
“Ahahaha nama panggilanmu, jauh sekali dari nama aslimu. Baiklah itu tidak jadi masalah.. dokter Leeteuk.”
“Baiklah, tugasku sudah selesai disini. Aku harus memeriksa pasien lain, sampai berjumpa lagi Hyunsu.” Kata Leeteuk sambil mengusap kepala Hyunsu.
“Ne, sampai jumpa dokter.”

Leeteuk dan rekan-rekannya pun keluar dari kamar Hyunsu. Setelah itu, Sungmin langsung menghampiri adiknya.
“Hehh, kau genit sekali.”
“Yeyy, oppa sirik ya?” kata Hyunsu dengan nada meledek.
“Ani, lagi pula wajahku dan wajah dokter tadi.. hahh masih lebih tampan wajahku.” Kata Sungmin dengan percaya dirinya.
“Huhhh..”
“Ahahahaha..”
Tiba-tiba..
“Hyunsu?”
Saat pintu dibuka..
“JIAH..” teriak Hyunsu sangat keras dan langsung melompat bangkit.
Sungmin menahannya.
“Dasar babo, kau masih sakit.” Bentak Sungmin.
“Aku tahu, JIAH AYO MASUK! DI SEKOLAH, TADI BELAJAR APA?” teriak Hyunsu dengan sangat bersemangatnya.
Jiah pun masuk dan memberi salam pada Sungmin. Sungmin membalas  bungkukkan badannya. Setelah itu, Jiah langsung duduk disebelah Hyunsu.
“Sehari tidak ada kau, rasanya sepi sekali.” Kata Jiah.
“Benarkah?” tanya Hyunsu senang.
Tiba-tiba..
“Ya pasti sepi, orang ribet kaya Hyunsu kan jarang sekali ditemukan.” Kata Sungmin.
Tak segan-segan, Hyunsu langsung saja mengambil botol plastik yang sudah kosong di sebelah tempat tidurnya, dan melemparnya ke kepala Sungmin.
“AWWW..”
“Hyunsu!” kata Jiah takut.
“Abaikan sajalah orang seperti dia!” kata Hyunsu.
Sungmin hanya bisa menggeram pelan.
“Jadi, tadi di sekolah belajar apa?” tanya Hyunsu.
“Matematika.”
“Hahh untung saja aku tidak masuk ahaha..”
“Ahahahaha..”
“Hyunsu, aku baru ingat.”
“Waeo?”
“Aku bawakan kau kue cokelat, kau suka kue cokelat kan?” kata Jiah.
“Oh tapat sekali, kita makan sama-sama ya!” kata Hyunsu.
Jiah hanya mengangguk dan tersenyum. Mereka pun memakan kue cokelatnya bersama.

Jam 2 siang..
“Hyunsu, aku pamit pulang dulu ya?” kata Jiah.
“Yahh, padahal aku masih ingin berbicara banyak denganmu.” Keluh Hyunsu.
“Ne, aku juga. Tapi aku harus pulang.”
Lagi-lagi Sungmin ikut campur.
“Hehh Hyunsu, biarkan temanmu pulang!” katanya.
“Aku memang membiarkannya pulang. Ahh oppa ini tidak tahu apa-apa, tak usahlah ikut campur!” kata Hyunsu.
“Huhh..”
“Wleee..” Hyunsu menunjukkan lidahnya ke arah Sungmin.
Jiah memberi salam pada Sungmin, dan ia pun pulang.

Setelah kepulangan Jiah..
“Bosan.” Keluh Hyunsu.
“Sama, aku juga bosan.” Kata Sungmin.
“Selalu sama, oppa mengikutiku ya?” tanya Hyunsu sinis sambil menyipitkan matanya.
“Hehh siapa yang mengikutimu hah?” kata Sungmin.
“Yeyy biasa aja! Huhh..”
Suasana menjadi hening..
“Hyunsu?”
“Hemm..”
“Kau.. bisa diam juga?” tanya Sungmin menyindir.
“OOPPAA.”
“Ne, kau masih bosan?” tanya Sungmin lagi.
“Heem.” Jawab Hyunsu sambil menganggukan kepalanya.
“Aku bawa beberapa kaset di tasku, bagaimana jika kita menonton?” ajak Sungmin.
Hyunsu langsung melompat bangkit dengan bersemangatnya. Lagi-lagi Sungmin langsung menahannya.
“BABO, KAU MASIH SAKIT.”
“Ehehehe ne aku lupa.” Kata Hyunsu.
“Ehehehe ne aku lupa.” Sungmin meledeknya dengan mengulangi perkataan adiknya tadi.
“Huuhh..”
“Baiklah, aku ambil dulu kasetnya.”
Hyunsu diam sambil menunggu oppanya mengambil kaset didalam tas.
Tiba-tiba..
“Ahh kepalaku.” Rintih Hyunsu sambil memegangi kepalanya.
Sungmin tidak menyadarinya.
“Ahh..” rintih Hyunsu, dan tiba-tiba sekarang penglihatannya rabun. Semua yang ada disekitarnya tidak terlihat jelas.
“Oppa, kepalaku.. ahh.. sakit sekali..” rintih Hyunsu.
Sungmin yang baru menyadari kalau Hyunsu kesakitan, langsung menghampiri adiknya itu.
“HYUNSU?” teriak Sungmin.
Tapi sayang, ia telat. Adiknya sudah terlanjur jatuh pingsan. Tanpa berpikir panjang ia langsung saja memanggil dokter dan menelepon orangtuanya.
Dokter langsung datang dan memeriksa Hyunsu.
“Ibu, Hyunsu pingsan lagi.” kata Sungmin dengan nada panik.
“Ibu dan ayah akan segera kesana.” Kata ibu dengan nada panik juga.
Beberapa menit kemudian ibu dan ayah datang. Sungmin yang menunggu diluar kamar langsung menghampiri ibunya.
“Bagaimana Hyunsu?”
Sungmin hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil menahan rasa sedihnya. Ibu langsung memeluknya, karena ibu tahu jika Sungmin ingin menangis.
“Hyunsu tidak akan apa-apa.” Bisik ibu.
Sungmin hanya bisa diam.
Setelah menunggu cukup lama, pintu kamar dibuka.
“Dokter, bagaimana keadaan Hyunsu?” tanya Sungmin.
“Kankernya sudah menyerang bagian otak.” Kata Leeteuk dengan nada ragu.
Sungmin langsung terdiam, sedangkan ibu dan ayah langsung berlari masuk melihat keadaan Hyunsu.
Leeteuk langsung memegang bahu Sungmin dan menepuknya.
“Aku tahu bagaimana perasaanmu.” Kata Leeteuk.
“Hahh.. apa dia akan sembuh?” tanya Sungmin.
Leeteuk bingung, dia tidak tahu harus menjawab apa.
“Ehm.. sebenarnya kemungkinan Hyunsu sembuh hanya 50%.” Jelas Leeteuk.
Sungmin langsung menatap Leeteuk dengan tatapan sinis. Ia mendorong Leeteuk sampai mengenai tembok.
“KAU BOHONG KAN?” teriak Sungmin.
Leeteuk hanya bisa diam.
Sungmin tidak bisa mengendalikan dirinya, ia meninggalkan Leeteuk masuk kedalam kamar Hyunsu.

Malam tiba, ponsel Sungmin berbunyi (Bonamana)
“Yoboseyo.”
“Sungmin~ah.. bagaimana kabarmu?”
“Tidak baik, ada apa kau meneleponku?” tanya Sungmin.
“Huhh sifatmu memang tidak berubah ya?”
“Langsung pada inti pembicaraan sajalah!” kata Sungmin.
“Hey, aku akan kembali ke Korea besok.”
Sungmin hanya diam.
“Sungmin, kau tidak mendengarkanku?”
“Ohh ne, aku dengar kok. Wow itu berita bagus.” Kata Sungmin dengan nada senang yang terpaksa dan tidak berekspresi.
“Hahh kau memang menyebalkan. Sudahlah, lebih baik aku tutup saja teleponnya. Daahhh..”
Setelah Sungmin menyimpan ponselnya, ayah bertanya siapa yang menelepon.
“Tadi itu Seulbyul noona.” Jelas Sungmin.
“Ada apa dia menelepon?” tanya ayah.
“Besok dia akan kembali ke Korea.”
“Waeo? Bagaimana bisa?” tanya ayah.
“Entahlah.” Jawab Sungmin.
“Sudah malam, lebih baik kau tidur! Ohh kata bi Soojin, tadi siang ada yang mencarimu.”
“Siapa?”
“Euhh.. Eun.. Eun..”
“Eunrim?”
“Ne, hehh apa dia temanmu?” tanya ayah.
“Ne.”
“Hanya teman?”
“Wae? Ahh ayah..”
“Ahahaha ayah hanya bercanda, sudah kau tidur sekarang!” kata ayah.
“Ne.”
Sungmin pun tidur.

To be continued..

Song For You // Part.3

Author : Sarah Ariyanti
Chapter 3 of 10
Genre : Sad, Romance
Casts :
- Lee Hyunsu
- Lee Sungmin
- Song Eunrim
- Par Jungsoo a.k.a Leeteuk
- Park Seulbyul


~Happy Reading~

Di kedai bapau..
“Ayo makan bapaunya!” kata Sungmin.
“Ahh ne.. ehhmm.. oppa..”
“Bapaunya enak ya?” tanya Sungmin.
Hyunsu tidak bisa bilang apa-apa, akhirnya ia hanya bisa mengangguk dan terpaksa tersenyum manis padahal ia merasa kesakitan karena terjatuh tadi.
Setelah selesai makan bapau..
“Kau mau kemana lagi?” tanya Sungmin.
“Oppa, kita ke taman kota ya!” ajak Hyunsu dengan bersemangatnya.
“Untuk besok, ada tugas tidak?”
“Ani.” Jawab Hyunsu.
“Baiklah, kita ke taman kota.” Kata Sungmin, lalu ia menarik tangan Hyunsu dengan bersemangatnya.
Mereka pun berangkat ke taman kota.

Di taman kota..
“Minumlah!” kata Sungmin sambil menjulurkan segelas teh hangat.
Hyunsu mengambilnya.
“Kau merasa dingin?” tanya Sungmin.
“Sedikit.” Jawab Hyunsu pendek.
Sungmin langsung melepaskan jaketnya dan memakaikan jaketnya ke tubuh Hyunsu.
“Hah, memangnya oppa tidak kedinginan?”
“Tidak, aku kan kuat.” Kata Sungmin.
“Ahahahahaha..”

Hari semakin sore saja, Hyunsu dan Sungmin belum kembali ke rumah. Mereka duduk berdua di bangku taman. Hyunsu menyandarkan kepalanya ke bahu Sungmin.
“Kau mengantuk?”
“Ani.. oppa apa ibu dan ayah tidak akan khawatir jika kita belum pulang jam segini?” Hyunsu mulai takut.
“Ahaha kau tenang saja, jika kau bersamaku ibu dan ayah tidak akan khawatir. Memangnya sekarang jam berapa?”
Hyunsu mengangkat tangannya dan melihat jamnya.
“Jam 6.”
“Jam 7 nanti ada kembang api, kau harus melihatnya!” kata Sungmin.
“Kembang api? Wow aku ingin melihatnya.” Hyunsu bersemangat.
“Tapi kita harus menunggu sekitar 1 jam lagi.” keluh Sungmin.
“Gwenchana.” Jawab Hyunsu sambil tersenyum.
Sungmin meliriknya dan ikut tersenyum.

Jam 7..
“Hyunsu, kembang apinya indah sekali ya?” kata Sungmin.
Tapi Hyunsu hanya diam dan tidak menjawabnya.
Sungmin tidak peduli, ia terus menatap ke atas. Setelah kembanga api tidak diluncurkan lagi, Sungmin melirik ke arah adiknya.
“Hyunsu, kau tertidur?”
Hyunsu masih tidak menjawab.
Sungmin menggoyangkan badannya.
“Hyunsu, bangun!”
Hyunsu masih juga belum terbangun.
“Hyunsu.. Hyunsu..” Sungmin mulai panik, karena adiknya tidak bangun-bangun.
Hyunsu masih diam.
Tanpa berpikir panjang Sungmin langsung menggendong Hyunsu, memasukannya kedalam mobil dan membawa adiknya pulang.

Di rumah..
“IBU, AYAH BANTU AKU!” teriak Sungmin dari luar rumah.
Ibu dan ayah yang sedang makan malam mendengarnya, dan langsung keluar.
“Sungmin, kau apakan adikmu?” bentak ibu.
“Aniyo, aku tidak melakukan apa-apa pada Hyunsu. Dia bilang akan melihat kembang api, tapi nyatanya dia malah tertidur dan tidak bangun sampai sekarang.” Jelas Sungmin panik.
Ayah langsung saja memanggil Hajae untuk mengambil mobil, dan mereka pun membawa Hyunsu ke rumah sakit.

Di rumah sakit..
“Bagaimana?” tanya ayah sudah tidak sabar.
“Sepertinya anakmu harus dirawat disini.” Jelas dokter.
Sungmin kembali memukul meja, “AKU TIDAK MAU JIKA ADIKKU DIRAWAT DISINI.”
“SUNGMIN.” Teriak ayah.
Ibu berusaha menenangkan keduanya, lalu ia memeluk Sungmin sambil menangis.
“Ibu aku tidak mau jika Hyunsu dirawat.” Kata Sungmin sambil menangis.
“Kau oppa yang sangat berarti baginya, jika kau ingin Hyunsu cepat sembuh kau harus mau Hyunsu dirawat disini.” Kata ibu.
Sungmin hanya bisa diam.

Malam semakin larut..
“Sungmin..” ayah memegang bahu Sungmin.
“Ne.”
“Kau pulang ya! Besok kau harus sekolah, biar ayah dan ibu yang menjaga adikmu.”
“Aniyo, ayah dan ibu saja yang pulang!” kata Sungmin.
“Tapi kau..”
“Aku tetap ingin disini.” Kata Sungmin.
Ayah tidak bisa melarangnya.
“Baiklah, kau jaga adikmu baik-baik ya! Ayah dan ibu akan pulang ke rumah.” Kata ayah.
“Ne.”
Ayah dan ibu pun pulang, sekarang Sungmin tinggal berdua bersama adiknya. Sungmin memegang tangan Hyunsu yang sedang di infus itu, lalu..
“Kau akan sembuh kan?”
Hyunsu tidak menjawab.
Sungmin terdiam, lalu ia teringat sesuatu..
“Aku kan bawa gitar.”
Sungmin langsung berlari ke tempat parkir, mengambil gitarnya yang ada didalam mobil. Setelah itu ia kembali ke kamar Hyunsu.
“Aku akan menghiburmu dengan permainan gitarku Hyunsu.” Kata Sungmin.
Tapi Hyunsu tetap diam, karena memang ia tidak sadarkan diri.
Setelah berpikir sejenak..
“Aku seperti orang bodoh, Hyunsu kan tidak sadarkan diri. Mengapa aku terus berbicara padanya ya? Haahh dasar babo..”
Sungmin mengeluarkan sebuah buku dan pena dari tasnya dan menulis sebuah lagu.

To be continued..

Rabu, 03 Agustus 2011

Song For You // Part.2

Author : Sarah Ariyanti
Chapter 2 of 10
Genre : Sad, Romance
Casts :
- Lee Hyunsu
- Lee Sungmin
- Song Eunrim
- Park Jungsoo a.k.a Leeteuk
- Park Seulbyul


~Happy Reading~

Pagi pun tiba, sebelum berangkat ke sekolah Sungmin mengantarkan sarapan ke kamar Hyunsu.
“HYUNSU, SARAPANMU!” teriak Sungmin.
Terdengar suara orang bernyanyi di dalam kamar mandi.
Jogeum deo gakkai sarang neowa naega jigeum idaero hangsang neoreul jikyeojoolge.
“Hahh pasti itu Hyunsu.” Gumam Sungmin.
Sungmin pun langsung menghampiri pintu kamar mandi dan mengetuknya.
TOK.. TOK.. TOK..
“Ho.. Ne?”
“Kau mandi?” tanya Sungmin.
“Ne oppa, wae? Lagi pula aku sudah baikan pagi ini.” jelas Hyunsu.
“Kau ini memang bandel sekali ya? Sekarang kau keluar! Jangan terlalu lama berada di kamar mandi!” kata Sungmin.
“Ne, nanti aku keluar. Sekarang.. OPPA KELUARLAH DARI KAMARKU!” teriak Hyunsu.
“Jangan lupa, makan sarapanmu!” kata Sungmin, lalu keluar dari kamar Hyunsu.
Hyunsu memeriksanya, dan ternyata Sungmin sudah tidak ada. Ia pun keluar sambil memakai kimono mandinya. Hyunsu melihat di atas meja belajarnya ada sepiring roti isi, dan segelas susu. Hyunsu pun memakannya.
Setelah selesai sarapan, ia memakai baju sekolahnya dan keluar dengan keadaan rambut masih berantakan.
Saat Sungmin melihatnya..
“Kau mau kemana?”
“Aduuhh.. aku kan mau sekolah.” Keluh Hyunsu.
“Ani, kau harus diam di rumah!” kata Sungmin.
“Heehhh, aku kan ingin sekolah. Lagi pula aku bosan jika harus diam di rumah.” Hyunsu kembali mengeluh.
Sungmin langsung mendekatkan wajahnya ke wajah adiknya yang bandel itu.
“Kau.. diam.. di rumah! MENGERTI?” kata Sungmin.
Hyunsu langsung mengerutkan wajahnya.
“Ahh oppa, aku ingin sekolah yayaya?”
“Ani! Tadi ibu dan ayah bilang, kau tidak boleh sekolah dulu.” Kata Sungmin.
Hyunsu langsung memasang wajah cemberut dan ia pun berlari ke kamarnya karena kesal.
Sungmin menghembuskan nafas.
“Kau tidak tahu Hyunsu.” Katanya.
Tiba-tiba ponsel Sungmin berbunyi.
“Ne?”
“Kau dimana?”
“Aku masih di rumah, ada apa?” tanya Sungmin.
“Cepat berangkat! Aku ingin kau mengajariku biologi. Ini tugas yang sangat sulit sekali.” Keluh gadis yang menelepon Sungmin.
“Ne.” Sungmin langsung memasukan ponselnya kedalam saku celana.
Sebelum berangkat ia menemui dulu adiknya di kamar.
“Hyunsu?”
Terlihat Hyunsu sedang menutup dirinya dengan selimut di atas kasur.
“Hyunsu?”
“Heem?”
“Aku berangkat dulu ya? Hati-hati di rumah! Jika kau mau makan, bilang saja pada bi Soojin!” kata Sungmin.
Hyunsu hanya diam tidak menjawabnya.
“Hehh..”
“Waeo?” kata Hyunsu sambil membuka selimutnya.
Sungmin tersenyum manis.
“Ahh terserah kau saja!” kaluh Hyunsu dan ia kembali menutupi dirinya dengan selimut.
Sungmin membuka selimutnya.
“Hyunsu, kau marah ya?” tanya Sungmin.
“Ani.”
“Jangan bohong!”
“Ne, aku tidak marah.” Kata Hyunsu yang masih saja memasang wajah cemberut.
“Kau pasti marah kan?”
Hyunsu diam.
“Tuh kan.. ahh Hyunsu, jangan marah!” kata Sungmin.
“Oppa, aku ingin sekolah.” Hyunsu memulainya lagi.
Sungmin terdiam dan berpikir sejanak.
Beberapa menit kemudian..
“Baiklah, tapi..” belum selesai Sungmin berbicara, Hyunsu sudah melompat dan menarik tangan oppanya.
“ASIK.. ayo ayo kita berangkat!” teriak Hyunsu dengan bersemangatnya.
Sungmin hanya bisa tersenyum.

Di depan sekolah Hyunsu..
“Hehh..” Sungmin menarik tangan Hyunsu.
“Wae oppa?”
“Ingat! Kau jangan makan ice cream, ramyeon, jangan bandel di sekolah, jangan.. ekhm..” Hyunsu menutup mulut oppanya yang cerewet itu.
“Cerewet, sudahlah aku tahu itu semua. Daahhh..” Hyunsu pun keluar dari mobil dan berlari.
“Dasar bandel.” Keluh Sungmin.
Setelah itu Sungmin pergi ke sekolahnya.

Di sekolah..
“Eunrim, mian aku terlambat.” Kata Sungmin.
“Huuhh.”
“Ayolah! Jangan marah ya!” kata Sungmin memohon.
“Ne, sudah! Sekarang bantu aku megerjakan tugas biologi!” kata Eunrim.
“Ne.”
Sungmin pun membantu sahabatnya mengerjakan tugas biologi.

Bel istirahat berbunyi, Eunrim langsung saja keluar tanpa mengajak Sungmin.
“Heuw, pasti dia marah padaku.” Keluh Sungmin. Lalu ia pun menyusul Eunrim.
Mereka berdua duduk di kursi ruang makan berdua.
“Ini.” Eunrim memberi Sungmin ice cream
“Waeo?” Sungmin memasang wajah bingung.
“Untukmu.”
“Ohaha jadi kau tidak marah padaku?” tanya Sungmin.
“Ani.. aku memberimu ice cream sebagai ucapan terima kasih karena sudah membantuku.” Kata Eunrim.
“Gomawo.” Kata Sungmin.
Eunrim hanya bisa tersenyum.

Di sekolah Hyunsu tidak makan, ia membaca bukunya di taman.
“Hah aku bosan.” Keluh Hyunsu.
Dia terdiam, lalu ia mengeluarkan ponselnya dari saku baju dan menelepon oppanya.
TUUUT.. TUUUT.. TUUUT..
“Yoboseyo.”
“Oppa.”
“Ne, waeo?” tanya Sungmin.
“Ani, hanya ingin meneleponmu saja.” Jelas Hyunsu.
“Ohh, kau sudah makan?” tanya Sungmin.
“Belum, oppa bilang kan jangan makan sembarangan.” Keluh Hyunsu.
“Ne, tapi bukan berarti kau tidak makan Hyunsu.” Kata Sungmin.
“Ahh lagi pula aku malas makan.”
“Pulang sekolah, kita makan bapau gimana?” tanya Sungmin.
“SETUJU.” Teriak Hyunsu bersemangat.
“Ya sudah, bel sudah berbunyi.” Kata Sungmin.
Hyunsu menutup ponselnya dan memasukannya lagi kedalam saku baju. Ia pun masuk kedalam kelas, dan kembali belajar.

Bel pulang berbunyi..
“Hyunsu?”
“Ohh Jiah, wae?”
“Mau pulang bersama?” tanya Jiah, sahabat Hyunsu.
“Tidak bisa, oppa menjemputku. Mianhae.” Kata Hyunsu dengan nada menyesal.
“Ohh ne, gwenchanayo.” Kata Jiah.
“Lain kali, kita pulang bersama ya?”
“Ne, aku pulang duluan ya?” kata Jiah.
“Daahh..” teriak Hyunsu sambil melambaikan tangan.
Jiah membalas lambaian tangannya.
Setelah Jiah pergi..
“HYUNSU.”
“OPPA.” Teriak Hyunsu lalu berlari.
Saat Hyunsu berlari, ia terjatuh.
“HYUNSU.” Teriak Sungmin dan langsung berlari menghampiri adiknya.
“Aduuhh kakiku.” Rintih Hyunsu kesakitan.
“Gwenchana?”
Hyunsu ingin menangis, tapi ia berusaha tersenyum.
“Tidak apa-apa oppa.”
Sungmin menatapnya dengan tatapan sedih.
Hyunsu melambaikan tangannya didepan wajah Sungmin.
“Wae oppa?”
“Ahh ani. Biar ku gendong kau.”
“Aniyo, aku bisa berjalan sendiri oppa.” Kata Hyunsu sambil tersenyum.
“Benarkah?”
“Ne.”
“Baiklah, ayo!” kata Sungmin sambil sedikit membantu Hyunsu berjalan.
Mereka pun berjalan menuju mobil, dan pergi ke kedai bapau.

To be continued..