Author : Sarah Ariyanti
Chapter 5 of 10
Genre : Sad, Romance
Casts :
- Lee Hyunsu
- Lee Sungmin
- Song Eunrim
- Park Jungsoo a.k.a Leeteuk
- Park Seulbyul
~Happy Reading~
“Sungmin~ah.. bangun!!!”
Merdengar seorang gadis memanggil namanya, Sungmin langsung terbangun.
“Eunrim?”
“Ne. ini aku.” Kata Eunrim sambil tersenyum manis.
“Mau apa kau kesini?” tanya Sungmin.
“Kau baru sehari tidak sekolah, aku..”
“Ahh merindukanku ya?” goda Sungmin.
“Waeo? Hahh tidak sama sekali.” Kata Eunrim.
“Lalu apa? Jika kau tidak merindukanku, mau apa kau kesini pagi sekali?” tanya Sungmin.
“Hehh hari ini guru mengajak semua murid berekreasi ke pantai, tapi aku tidak ikut. Karena..”
“Tidak ada aku, iya kan? Mengaku sajalah!!!” kata Sungmin lagi.
Eunrim kesal, ia pun membawa sebuah bantal dan memukulkannya ke arah Sungmin. #BLAAKK..
Mulut Sungmin langsung ternganga.
“Haha.. kau sudah berani rupanya. Sini, biar kubalas!!! Awas yak kau!!!” kata Sungmin, dan Sungmin pun memukulkan bantal yang ia pegang ke bahu Eunrim.
Mereka bercanda dan tertawa bersama, sampai akhirnya mereka lelah. Eunrim menjatuhkan badannya ke atas sofa, disusul oleh Sungmin yang sama lelahnya dengan Eunrim.
Eunrim melirik ke arah Sungmin.
“Wae?”
Eunrim mengambil sebuah sapu tangan dari kantung jaketnya, dan mengelap keringat Sungmin dengan sapu tangannya.
Sungmin menatap Eunrim penuh perasaan, jantungnya berdetak cepat saat Eunrim mengelap keringatnya dengan lembut.
Tiba-tiba..
“Sungmin~ah..”
Jantung Sungmin berdetak semakin kencang saat Eunrim memanggil namanya.
Dalam hatinya, ‘apa dia akan bilang.. Aku mencintaimu Sungmin’
Tapi..
“Sungmin~ah.. kau babo.” Kata Eunrim, dan ia langsung memukul kepala Sungmin.
Sungmin langsung terdiam, ia tidak bisa berkata apa-apa. Dalam hatinya..
‘Dasar babo, Sungmin.. kau terlalu percaya diri. Mana mungkin Eunrim menyukaimu.’
Sungmin langsung menatap Eunrim dengan tatapan marah.
“Babo? Wae?” tanya Sungmin kesal.
“Ne, mengapa kau ribut denganku saat adikmu sedang sakit hah? Itu kan babo namanya.” Bentak Eunrim.
Sungmin langsung terdiam, tapi..
“KAU YANG DULUAN..” teriak Sungmin.
Eunrim langsung menutup mulut Sungmin.
“Hehh kau tidak melihat adikmu terbaring lemah, apa kau tidak kasihan padanya?” kata Eunrim.
“Aku kasihan padanya. Lalu apa urusannya denganmu?” tanya Sungmin.
“Hemm.. tidak ada.” Kata Eunrim.
“Hahh dasar aneh.” Kata Sungmin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Jam 10, Sungmin dan Eunrim duduk berdua di sofa. Mereka sibuk dengan kesibukan masing-masing. Tiba-tiba, Sungmin yang sedang memainkan PSPnya mulai angkat bicara karena suasananya sangat hening.
“Eunrim, kau tidak ikut ke pantai?”
“Aniyo, tadi kan aku sudah bilang.. aku ingin menemanimu saja disini.” Kata Eunrim dengan sangat jujurnya.
Sungmin langsung meliriknya.
“Wae?”
“Ahh ani.. hei kau tahu tidak orangtuaku kemana?” tanya Sungmin mengelak.
“Mereka pulang, ayahmu ke kantor dan ibumu sedikit demam karena tadi malam tidur disini.” Jelas Eunrim, yang tatapannya tetap tertuju pada laptopnya.
“Hah? Ibuku demam? Aduuhh bagaimana bisa..” keluh Sungmin.
“Bisa saja.” Jawab Eunrim.
“Lalu kau? Bagaimana bisa kau masuk kedalam kamar adikku ini?” tanya Sungmin.
“Ya bisa saja, siapa pun bisa masuk kesini. Betul kan?” kata Eunrim dan tatapannya tetap mengarah pada laptopnya.
“Ne.. memangnya orangtuaku memabolehkannya?” tanya Sungmin.
“Ne, malah ayahmu sampai bertanya.. kau teman Sungmin? Wahh aku setuju jika kau menjadi yeoja chingu anakku.” Kata Eunrim sangat blak-blakan.
Mulut Sungmin kembali ternganga mendengar perkataan Eunrim.
“Wae.. wae.. waeo?”
“Ne.” Eunrim yang baru menyadarinya langsung menutup mulutnya.
Sungmin kembali terdiam.
“Sungmin, ini kesalah pahaman. Kau salah mendengar.. kau..”
Tiba-tiba Sungmin langsung memegang tangan Eunrim.
“Sungmin~ah.” Eunrim menatap Sungmin.
“Kau.. kau.. kau lucu sekali ya? Ahahahaha mana mungkin ayah berbicara seperti itu? Wahh mustahil bagiku..” kata Sungmin.
Eunrim langsung melepaskan genggaman Sungmin.
“HEHH KAU MEMBUAT ORANG SEBAL SAJA. NYATANYA, AYAHMU MEMANG BERBICARA SEPERTI ITU..” teriak Eunrim.
Karena teriakkan Eunrim, Hyunsu terbangun. Yang pertama ia sebut adalah nama oppanya.
“Sungmin oppa.. oppa..”
“Hyunsu.”
Sungmin dan Eunrim langsung menghampiri Hyunsu.
“Oppa, kau dimana? Aku kenapa? Mengapa mataku rabun? Aku tidak bisa melihat.” Kata Hyunsu sambil menangis.
“Hyunsu, kau kenapa?” tanya Sungmin panik.
Eunrim hanya bisa ikut panik saja.
“Oppa mataku, mataku rabun. Sebenarnya aku kanapa? Aku sakit apa, oppa?” tanya Hyunsu sambil menangis.
Sungmin langsung memeluk adiknya itu.
Dalam hatinya, ‘oppa tidak mau jika kau tahu penyakit apa yang kau idap saat ini, oppa tidak mau melihatmu menangis Hyunsu. Tapi jika seperti ini, oppa bingung harus bagaimana?’
“Oppa, mengapa tidak menjawab pertanyaanku?” Hyunsu tetap memaksa, air matanya terus mengalir.
Eunrim yang melihat Sungmin memeluk Hyunsu dengan penuh perasaan, langsung terharu dan berusaha menahan tangis.
“OPPA!!!”
Tiba-tiba..
“Hyunsu, dokter mau memeriksa keadaanmu.” Kata Leeteuk yang tiba-tiba datang dengan ditemani beberapa perawat.
Hyunsu langsung melepaskan pelukannya, dan berusaha melihat ke arah Leeteuk berdiri.
“Dokter dimana?” tanya Hyunsu.
“Disini, kau bisa melihatku kan?” tanya Leeteuk.
“Aniyo..” keluh Hyunsu, dan air matanya mulai keluar lagi.
Leeteuk sangat terkejut, ia langsung menyuruh Sungmin dan Eunrim keluar agar ia bisa memeriksa Hyunsu tanpa gangguan.
Leeteuk mulai memeriksa Hyunsu.
Beberapa menit kemudian, setelah Leeteuk selesai memeriksa Hyunsu..
“Dokter, sebenarnya aku kenapa?” tanya Hyunsu.
Leeteuk diam.
“DOKTER, JAWAB AKU!!!” teriak Hyunsu.
Leeteuk langsung mendekatinya, dan memegang bahunya.
“Hyunsu, sebenarnya kau mengidap.. penyakit.. kanker lambung.” Kata Leeteuk dengan nada ragu.
“WAEO?” Hyunsu menangis lagi. Kali ini tangisannya terdengar sampai ke luar kamar.
Sungmin yang mendengarnya ingin masuk, tapi Eunrim menahannya.
“Dan.. kankermu.. sudah mengenai.. bagian.. otak. Kemungkinan.. kau.. akan.. buta Hyunsu.” Jelas Leeteuk.
Hyunsu terus menangis, rasanya sebuah mimpi ia bisa mengidap penyakit seperti ini. padahal sebelumnya tidak pernah ada keluhan apa pun.
Sungmin tidak tahan mendengar adiknya menangis. Ia langsung saja masuk.
“Sungmin?”
“Kau apakan adikku?” bentak Sungmin.
Eunrim hanya bisa melihatnya saja.
“Aku memberitahukan semuanya pada adikmu.” Jelas Leeteuk.
“Waeo?” tanya Sungmin lemas.
“Ne oppa, aku sudah tahu semuanya.” kata Hyunsu.
Sungmin langsung memeluk adiknya sambil menangis.
To be continued..